TIMIKA,TimeX
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, meresmikan sembilan fasilitas yang merupakan aset Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), Kamis (2/5) di Aula Sekolah Taruna Papua, SP 4.Pembangunan sembilan fasailitas tersebut bersumber dari dana kemitraan 1 persen PTFI yang dikelola LPMAK.

TANDA TANGAN- Menteri ESDM Ignasius Jonan menandatangani prasasti sekaligus meresmikan sembilan fasilitas program pemberdayaan masyarakat lokal yang dipusatkan di Sekolah Pola Asrama Taruna Papua,SP4, Kamis (2/5).
Dana yang digelontorkan untuk membangun sejumlah aset tersebut diperkirakan lebih Rp 2 triliun. Peresmian sejumlah fasilitas program pemberdayaan masyarakat lokal tersebut ditandai dengan penandatanganan sembilan prasasti secara bersamaan.
Sembilan aset yang diresmikan oleh Menteri ESDM Ignatius Jonan, yaitu fasilitas Privat Wing (fasilitas perawatan kesehatan kelas I, II dan VIP) dan klinik Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Pusat Pelatihan Aklinemok Kamoree (MPCC-Multipurpose Community Center), fasilitas Sekolah dan Asrama Kokonao, Lapangan Terbang Perintis Ainggonggin di Aroanop, Sekolah dan Asrama Taruna Papua SP4, fasilitas PLTA 176 KWH di Kampung Waa-Banti Distrik Tembagapura, Sekolah dan Asrama Salus Populi SP3 dan Sekolah serta Rumah Guru di Manasari.
Ignasius Jonan didampingi oleh sejumlah Dirjen di lingkup Kementerian ESDM, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin, Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas dan Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang, SE, MSi, serta puluhan jajaran dari Kementerian ESDM RI.
Hadir pula Uskup Timika Mgr. Jhon Philip Saklil, Pr, Sekretaris Eksekutif LPMAK, Abraham Timang, Ketua BM LPMAK, Robertus Warope, Penasehat LPMAK, Yohanes Kemong, serta jajaran LPMAK lainnya.
Ignasius Jonan, dalam sambutannya sesaat sebelum peresmian mengungkapkan, dengan kepemilikan saham 51,2 persen PT Freeport Indonesia kepada negara Indonesia yang diwakili oleh PT Inalum, Papua dan Mimika, maka dengan demikian sudah menjadi milik bangsa.
Hingga saat ini memang 49 persen masih menjadi milik Mc Moran, namun itu kembali pada perjanjian kontrak awal hingga 2041.
“Sebelumnya pak Presiden pernah bertanya pada saya, kira-kira 49 persen ini bagaimana, saya bilang 20 tahun kedepan kita harus siapkan SDM kita pak, sehingga pada tahun 2041 nanti, SDM kita sudah siap untuk mengelola tambang,” katanya.
Lanjut dia, 20 tahun ke depan, diharapkan ada putra-putri dari Papua ikut belajar mengelola tambang yang demikian kompleks dan rumit, termasuk pertambangan di Timika yang paling kompleks.
Terutama- anak-anak remaja yang sekarang dipersiapkan untuk mengelola tambang ke depannya.
Mudah-mudahan ank-anak kita ke depan bisa membawa PTFI sepenuhnya, setelah 2041.
“Jadi kita rencanakan untuk menyiapkan SDM kita dengan menyekolahkan ke luar negeri khusus belajar tentang tambang, sehingga saatnya nanti SDM kita sudah siap,” ungkapnya.
Lanjut dia, proses belajar diperlukan supaya kita siap, karena, disiplin dan konsisten untuk menjaga keselamatan kerja harus dimaksimalkan, mengingat operasional tambang ini terus berjalan selama 24 jam sehari, dan 30 hari sebulan dan seterusnya.
Tentu dibutuhan konsitensi. Secara teori mungkin bisa tetapi penerapan secara konsitensi sangat dibutuhkan.
Apabila dilakukan ekplorasi, operasional tambang seperti sekarang kira-kira 4 juta ton per tahun, setelah 2041 masih bisa 100 tahun lagi kedepan, ini yang diharapkan bisa dikelola dengan baik.
“Saya selalu berarap agar Dirut Freeport dan Dirut Inalum, harus tetap mengikuti perkembangan zaman dengan terus mengembangkan pengelolaan,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Mimika, Yohanis Bassang, SE MSi, dalam sambutannya mewakili Pemkab Mimika, mengaku sangat bangga dengan atas Menteri ESDM. Dan apa yang dibangun oleh LPMAK ini menurutnya adalah suatu kebanggaan, sebab dari sinilah nanti tercipta generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin bangsa ke depannya, Mimika secara khusus.
Sementara itu, Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas dalam sambutannya mengatakan, suatu perusahaan akan bertahan, jika didukung oleh masyarakat di sekitarnya, itulah sebabnya, Freeport terus berupaya untuk berkonstribusi memajukan masyarakat di sekitar tambang.
Kata dia, dari awal beroperasi PTFI lebih dari 1000 orang penduduk saat ini sudah lebih 250 ribu, seiring berjalannya waktu, penduduk dan PTFi terus berevolusi, hingga pada Tahun 1996, mulailah ada dana kemitraan 1 persen, yang diperoleh dari 1 persen pendapatan kotor Freeport Indonesia.
Lanjut dia, tahun lalau saja (2018) sebanyak Rp 60 juta dolar yang disalurkan melalui LPMAK, atau setara dengan 60 juta Dollar ditambah dengan yang dikelola langsung oleh PTFI mencapai 40 juta dollar, sehingga jika ditotalkan mencapai 100 juta dollar atau jika dirupiahkan mencapai Rp 1,4 triliun hanya untuk Tahun 2018.
Sebagai salah satu wujud nyata dari kepedulian Freeport, maka fasilitas yang bersumber dari dana satu persen tersebut yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, maka hari ini (kemarin, red) Menteri ESDM akan resmikan sembilan fasilitas, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga ekonomi dan infrastruktur seperti Lapter di Aroanop dan lainnya.
Ia berharap agar apa yang diresmikan hari ini benar-benar bermanfaatm bagi masyarakat, sehingga apa yang dicita-citakan, bahwa keberadaan PTFI benar-benar mensejahterakan masyarakat, khususnya bagi generasi pemula yang bersekolah di Taruna Papua, yang akan menjadi penerus bangsa, dan Mimika secara khusus.
Untuk diketahui, Menteri ESDM dan rombongan didampingi oleh Wakil Bupati Timika, disambut oleh para murid Taruna Papua dengan marching drumband dan tari-tarian adat.Jonan juga disambut dengan tari-tarian adat Kamoro, dan pengalungan Noken serta penyematan topi cenderawasih, saat tiba di pelataran Sekolah Taruna Papua, Kamis (2/2) sekitar Pukul 15.00WIT.
Setelah kegiatan peresmian Jonan dan rombongan selanjutnya mengunjungi Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di SP 2, yang merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang dibangun oleh LPMAK, melalui dana kemitraan satu persen. (ozy/epy)