• Latest
  • Trending
  • All
  • News
  • Business
  • Politics
  • Science
  • World
  • Lifestyle
  • Tech
Misa Penggalangan Dana Gereja Stasi St Petrus SP 1-4 Meriah,  Masyarakat Flobamora Dipesan Berjuanglah Demi Kebenaran

Misa Penggalangan Dana Gereja Stasi St Petrus SP 1-4 Meriah, Masyarakat Flobamora Dipesan Berjuanglah Demi Kebenaran

26 Maret 2019
Dugaan Kelalaian Prosedur Medis  Pihak RS Sudah Komunikasi dengan Keluarga Korban

Dugaan Kelalaian Prosedur Medis Pihak RS Sudah Komunikasi dengan Keluarga Korban

9 Desember 2021
Destinasi Wisata Pohon Jomblo Ramai Dikunjungi Warga

Destinasi Wisata Pohon Jomblo Ramai Dikunjungi Warga

21 Oktober 2020
Minta Sumbangan Berkedok Yayasan Dianggap Ilegal

Minta Sumbangan Berkedok Yayasan Dianggap Ilegal

21 Oktober 2020
Kepala Imigrasi Bahas PORA di Distrik Wania

Kepala Imigrasi Bahas PORA di Distrik Wania

21 Oktober 2020
Jalan Kartini Ujung Tembus Busiri Ditimbun

Jalan Kartini Ujung Tembus Busiri Ditimbun

21 Oktober 2020
Pengerjaan Jalan Selamat Datang-Keuskupan Mencapai 80 Persen

Pengerjaan Jalan Selamat Datang-Keuskupan Mencapai 80 Persen

21 Oktober 2020
2173 Petani Gunakan Pupuk Subsidi

2173 Petani Gunakan Pupuk Subsidi

21 Oktober 2020
Pemerintah diminta hanya boleh mengawasi legalitas surat rapid tes, tetapi tidak boleh memonopoli pemeriksaan rapid tes untuk pelaku perjalanan.

Pemerintah Tidak Boleh Monopoli Pemeriksaan Rapid Tes

20 Oktober 2020
Rekruitmen Jajaran Komisaris PT MAS Harus Bebas KKN

Rekruitmen Jajaran Komisaris PT MAS Harus Bebas KKN

20 Oktober 2020
Melihat adanya potensi wisata menarik, di Kampung Kekwa, Distrik Mimika Tengah, Yayasan Somatua, bersama masyarakat mulai membangun 18 home stay, yang nantinya digunakan sebagai tempat istirahat bagi wisatawan.

Yayasan Somatua dan Warga Bangun 18 Home Stay di Kekwa

20 Oktober 2020

Pandemi, Sebanyak 3.228 Karyawan Dirumahkan

20 Oktober 2020
RAT Koperasi Ditiadakan Selama Covid-19

RAT Koperasi Ditiadakan Selama Covid-19

20 Oktober 2020
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News
Senin, Mei 23, 2022
  • Login
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News
Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
Timika eXpress
No Result
View All Result
Home News

Misa Penggalangan Dana Gereja Stasi St Petrus SP 1-4 Meriah, Masyarakat Flobamora Dipesan Berjuanglah Demi Kebenaran

by Anton Djuma
26 Maret 2019
in News
0
Misa Penggalangan Dana Gereja Stasi St Petrus SP 1-4 Meriah,  Masyarakat Flobamora Dipesan Berjuanglah Demi Kebenaran

Foto: Antonius Djuma/TimeX MISA – RD Dominikus D Hodo, akolit dan misdinar berdiri depan alat menuggu tarian gong wani dari IK3S berakhir pada momen ebamokai sebelum tinggalkan gereja, Minggu (24/3).

“Siapapun kita, kita hanyalah perantau yang hidup di tanah orang. Pada nasehat Rasul Paulus dalam suratnya dikatakan ‘hati-hatilah supaya jangan jatuh. Jatuh dalam kejahatan, permusuhan, peperangan, pencurian, relativismie SARA dimana kita mengganggap iman kita  lebih kuat dari yang lain, budaya kita lebih bagus, lebih baik, lebih ok dari budaya lain”

KAMORO JAYA,TimeX

Misa penggalangan dana pembangunan Gereja Katolik Stasi Santo Petrus SP 1-4 Paroki Santo Stefanus Sempan Kelurahan Kamoro Jaya Distrik  Wania berlangsung meriah pada Minggu (24/3). Misa bernuansa inkulturasi Suku Flobamora (Flores, Sumba, Timor-Tirosa),  Alor, Solor, Adonara dan Lembata dipimpin oleh RD Dominikus D Hodo dimulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIT.

Uniknya rangkaian liturgis misa kali ini bernuansa kedaerahan Flobamora. Mulai dari busana khas hingga lagu-lagu.

Umat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sebagian besar datang mengenakan pakaian khas adatnya masing-masing. Termasuk RD Dominikus dikalungkan selendang.

Mengawali misa ekaristi kudus itu imam, akolit dan misdinar berjalan dari depan rumah pastoran diarak masuk menuju gereja diringi tarian adat dibawakan putra-putri Lamaholot.

Umat yang hadir memenuhi seluruh gereja dan tenda-tenda yang disediakan diperkiran 1000 lebih.

Pada momen alas tikar atau ebamokai seturut budaya Papua berlangsung sebelum berkat penutup.  Begitu antusiasnya umat secara suka rela dari anak-anak hingga orang dewasa bangun dari tempat duduk maju menuju tikar yang dibentangkan depan altar memberikan rejeki untuk mendukung pembangunan gereja. Selama ebamokai berlangsung dimeriahkan oleh tarian gong wani dari Ikatan Kerukunan Keluarga Kabupaten Sikka (IK3S). Dari ebamokai itu menghasilkan Rp81 juta lebih.

Misa ini juga dimeriahkan oleh koor umat Flobamora yang ada di Stasi Santo Petrus SP 1-4 dengan didiregen Stefanus.

RD Dominikus diawal homilinya mengungkapkan ekaristi Minggu Prapaskah ketiga dengan perayaan ekaristi bernuansa inkulturasi seluruh bacaan yang ditetapkan oleh  gereja seakan-akan sudah tahu  bahwa umat SP 1 akan merayakan ekaristi bernuansa budaya.

Menurutnya bacaan-bacaan dianggap cocok  secara khusus Kitab Keluaran pasal 3 mengisahkan tentang Yahwe yang nampakan dirinya kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.

“Kita semua tahu bahwa api adalah simbol kehidupan dalam setiap budaya. Karena itu Keuskupan Timika mempunyai program GERTAK (Gerakan Tungku Api Keluarga). Suatu gerakan pemberdayaan dalam berbagai aspek kehidupan keluarga dan masyarakat,” jelasnya.

Ia mengisahkan Yahwe atau Allah juga menyebut diri-Nya sebagai Allah leluhur bangsa Israel, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.

“Allah yang menjelma dalam budaya Israel dan budaya-budaya kita sekalian,” katanya.

Dalam mengakui eksistensi-Nya ujar RD Dominikus Yahwa memperkenalkan diri-Nya dalam bahasa Ibrani, bahasa Yunani dan dalam bahasa latin disebut ‘ego sum qui sum’. Yang berarti ‘Aku adalah Aku’ (Kel.3:14-15).

Kemudian pada bacaan kedua 1Korintus jelasnya, Rasul Paulus menyinggung cara hidup, kebiasaan orang Korintus yang keliru menganggap bahwa karena sudah dibaptis dan sudah ikut serta dalam ekaristi, maka sudah bebas dari cobaan-cobaan dunia.

Sementara dalam bacaan Injil katanya Yesus dengan tegas mengecam sekelompok orang yang menganggap  orang Galilea yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban sebagai orang yang paling berdosa.

Yesus ujarnya mengangkat kenyataan cara hidup dan budaya manusia, secara khusus beberapa orang yang merasa diri lebih suci dari korban-korban karena kejahatan Pilatus, dan korban-korban karena runtuhnya menara Siloam di Yerusalem.

Melalui bacaan-bacaan sesuai misa bernuansa inkulturasi ini, RD Dominikus ingin mengajak bahwa “Alah Bapa kita yang telah memperkenalkan diri-Nya kepada kita sekalian melalui alam dan para leluhur dalam budaya kita masing-masing. Kita telah mengenal Allah dalam budaya kita masing-masing. Kita kenal Allah dalam budaya Kamoro, Kei. Kita mengenal Allah dalam budaya Amungme dan Jawa, dalam budaya Mee dan Batak, dalam budaya Toraja dan Manado”.

Namun hari ini ujarnya “kita mengenal Allah dalam budaya-budaya Kepulauan Flobamora; Flores, Sumba, Timor (Tirosa), Alor, Solor, Adonara dan Lembata”.

Ia menguraikan di Flobamora ada Suku Manggarai, Ngada-Bajawa, Riung, Lio-Ende, Sikka-Krowe di Maumere, Lamaholot di Larantuka-Flores Timur. Begitu pula di Timor ada Tetun dan Dawan.

Dijelaskan orang Manggarai menyebut dan mengenal Allah dengan sebutan ‘Mori Kraeng’. ‘Mori jadi Dedek-Ema Pu’un Kuasa’. Artinya Tuhan maha pencipta dan maha kuasa.

Orang Ngada-Bajawa jelasnya menyapa dan mengenal Allah dengan sebutan ‘Dewa Zeta’ sebagai sumber kemurahan, sumber kebaikan “Mori Ga’e) atau ‘Cine-cine’. Orang Lio-Ende  menyebut dan mengenal Allah dengan sebutan ‘Ndu’a Ngga’e’ Lulu Wula, Ngga’e Ghale Wena Tana’. Artinya yang tua, yang tinggal jauh di atas, di balik bulan, berbudi luhur yang tinggal jauh di bawah di dalam bumi.

Orang Sikka-Krowe mengenal dan menyapa Allah dengan sebutan ‘Nian Tana Lero Wulan. Ina Nian Tana Wawa, Ama Lero Wulan Reta’. Artinya Ibu di bumi dan bapa matahari dan bulan di langit di angkasa”.

Sementara orang Lamaholot ujarnya sasarnya hampir sama dengan orang Lio dan Sikka menyapa dan mengenal Allah dengan nama ‘Ama Lera Wulan Tana Ekan’. Secara harafiah berarti bapa matahari bulan, alam semesta.

Sedangkan Suku Dawan di Timor menyebut nama Allah dengan ‘Usi Neno’ atau ‘Uis Neno’. Artinya raja, tuan yang empunya, dewi langit, dewi tertinggi, Tuhan Allah.

Melalui pesan kotbah ini ia berpesan bahwa terhadap sebutan nama-nama Allah dalam budaya  mestinya disimpan dalam setiap lubuk hati. Teristimewa mereka yang lahir di tempat perantauan, mesti diajari supaya jangan lupa akan kekayaan budaya rohani ini.

Lebih jauh dipaparkan bahwa orang Katolik mulai mengenal Yesus Kristus sebagai Putera Allah setelah masuknya pewartaan Injil oleh para misionaris barat. Tuhan Yesus diutus ke dunia dan tinggal di tengah-tengah umat-Nya melalui peristiwa inkarnasi. Bahwa dalam Injil Yoh 1:14 dikatakan ‘Sabda sudah menjadi daging dan tinggal di antara kita’. Inilah menjadi dasar teologi inkulturasi. Inkulturasi telah ada dimulai oleh Allah dalam peristiwa inkarnasi. Peristiwa dimana Allah mengutus Putera tunggal-Nya, Yesus Kristus ke dunia.

“Ia menjadi manusia seperti kita dan tinggal bersama di dalam budaya-budaya kita,” katanya.

Lebih jauh RD Dominikus juga mengungkapkan perantau Flobamora di Timika ini begitu banyak sekali rupanya mengikuti jejak Pater C. J. Le Cocg d’Armandville, SJ. Ia berlayar dari Sikka-Maumere menuju Fakfak dan akhirnya tiba di Kipia-Mimika pada 27 Mei 1896.

Sebagai perantau di tanah orang, RD Dominikus mengajak masyarakat Flobamora berjuanglah demi kebenaran, keadilan dan perdamaian di atas tanah Kamoro dan Amungme ini. Berjuanglah demi gereja dan masyarakat di tempat ini, bahkan rela mati seperti Pater  C. J. Le Cocg d’Armandville, SJ.

Dalam hidup bermasyarakat dan menggereja juga dipesan patuhi pesan Rasul Paulus, supaya jangan mengganggap diri lebih hebat dan kebal dari cobaan-cobaan karena telah dibaptis dan telah terlibat dalam ekaristi, misa.

Melainkan dituntut untuk rendah hati dan hidup berdampingan  dengan semua orang di tempat rantau, terutama dengan masyarakat pemilik tanah ini.

“Siapapun kita, kita hanyalah perantau yang hidup di tanah orang. Pada nasehat Rasul Paulus dalam suratnya dikatakan ‘hati-hatilah supaya jangan jatuh. Jatuh dalam kejahatan, permusuhan, peperangan, pencurian, relativismie SARA dimana kita mengganggap iman kita  lebih kuat dari yang lain, budaya kita lebih bagus, lebih baik, lebih ok dari budaya lain,” paparnya. (antonius djuma)

 

Tags: flashheadlineMisa Nuansa Inkulturasi
Anton Djuma

Anton Djuma

Timika eXpress

Copyright © 2020 Timikaexpress.com

  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Ikuti Kami

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News

Copyright © 2020 Timikaexpress.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In