
SEMBAKO – Umat Santo Stefanus Sempan yang tergabung dalam tim yang menerima paket bantuan sembako yang akan dikirim kepada umat yang membutuhkan beberapa waktu yang lalu.
TIMIKA, TimeX sebagai
bentuk kepedulian dan ikut membantu dimasa sulit melawan pandemi virus corona, umat Paroki Santo Stefanus Sempan menyisihkan sebagian rejekinya untuk dibagikan kepada orang yang memakai topeng dan bantuan sembako.
RP. Maximilianus Dora OFM, Pastor Parokis Santo Stefanus Sempan menjelaskan Paroki Santo Stefanus Sempan mengambil peran karena memerlukan prihatin atas kondisi ini.
“Dari awal saya saat ke umat pada misa Minggu Palma. Realisasinya menerima sumbangan setelah Paskah, ”jelas RP Maxi kepada Timika melalui teleponnya, Rabu (23/4) malam.
Baca juga: Pembaruan: COVID-19 Mimika, Sembuh Satu, Positif Bertambah Tiga Orang
Ia mengatakan, Paroki Sempan pertama menyalurkan 1000 masker untuk umat di Keuskupan Asmat. Bantuan sesuai permintaan Uskup Asmat, kemudian lanjutkan kembali kedua lanjutkan kurang 300-500 masker.
Baca juga: Warga Kelurahan Kamoro Jaya Palang Jalan Menuju TPU, Tolak Jenazah COVID-19 Kubur di SP 1
Pendistribusiannya melalui istri Dokter Sugoro. Semua ini hasil bantuan spontanitas masyarakat yang ekonominya menengah ke atas.
Selain itu, RP Maxi, juga membagikan 2000 topeng dari yang dibagikan 5.000 buah untuk umat Sempan memang membutuhkan, dengan setiap Kepala Keluarga (KK) mendapat empat buah. Sebagian besar Topeng ini lebih mahal juga hasil jahitan umat sendiri. Saat ini juga pesan paroki sudah 1500 masker sesuai standar kesehatan di Makassar.
Baca juga: PSI dan KNPI Bagi 2900 Masker Gratis
RP Maxi juga dapat uang tunai untuk membeli dua ton beras ditambah bantuan dari para donatur warga Tionghoa Timika serta masyarakat lainnya. Semuanya total tiga ton beras. Bantuan sembako terdiri dari beras, mie, sabun dan masker disalurkan oleh tim berdasarkan data jiwa di masing-masing Kelompok Umat Basis (Kombas) dengan sasaran untuk umat yang kategori janda, dan juga lansia, termasuk masyarakat yang kurang ekonomis. Setiap Kombas ada yang tujuh dan delapan jiwa. Tahap pertama ini hampir 100 jiwa yang diterima.
Paroki juga sudah memberikan bantuan untuk 180 KK wilayah umat Santo Pertrus SP 1 dan SP 4 juga umat di Stasi Maria Magdalena Kadun Jaya.Sementara yang belum umat Stasi Santo Agustinus Nawaripi. Mereka yang ditawarkan pada Bulan Mei nanti baru diterbitkan bantuan serupa.
Ia menambahkan paroki juga menyemprotkan disinfektan di sejumlah biara, seperti di Biara DSJ di Pondok Amor, Susteran KSFL di SP 2, Susteran PMM di SP 2, Ursulin di samping SMP YPPK Santo Bernardus dan SMAK YPPK Tiga Raja dan menggunakan Istana Keuskupan Bobaigo Timika dan beberapa rumah umat Peralatan semprot ini ada empat buah bantuan dari Dinas Perkebunan Tanamana Pangan dan Holtikultura satu buah, dari Kelurahan Kuala Kencana dua buah dan bantuan dari John Rettob Wakil Bupati satu buah.
Dalam tantangan yang sulit selaku pastor paroki, RP Maxi mengimbau umat di kota perlu memaknai ‘Salus Animarum’ (Keselamatan Jiwa untuk Hukum Tertinggi).Ini tentang gereja dengan segala cara untuk membahas tentang apa yang harus dilakukan, dicintai dan dimaafkan. Di masa darurat karena virus korona ini dengan orang yang sakit parah, ganti unit intensif dan tinggal di rumah-rumah hindari penyebaran virus perbarui yang sekarang sudah ada obatnya.
RP Maxi juga mengajak segenap umat agar tetap mengikuti misa melalui live treaming dari rumah sesuai anjuran pemerintah dan tim medis sebagai upaya bersama menghindari kerumuman banyak orang, dalam memutus mata rantai penularan. Jika keluar dari rumah dengan alasan yang penting sebelum jam mulai mulai pukul 14.00 WIT. Rajin cuci tangan.Umat juga meminta jangan takut atau panik tetapi lebih pada ‘waspada’ meminta akan penularan, jika panik atau takut berlebihan akan meningkat pada stres meningkat pada meningkatkan daya tahan tubuh atau kekebalan. Dan selama di rumah atau tinggal di rumah tetap mengisi kegiatan atau pekerjaan positif, mengonsumsi makanan yang sehat agar tetap sehat, serta bisa membantu warga atau tetangga sekitar. (antonius djuma)