
- 344 Sandera Berhasil Diselamatkan
- Diwarnai Kontak Tembak, Evakuasi Tanpa Ada Korban
TIMIKA, TimeX
Pasukan khusus meliputi 13 personil Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Indonesia, 30 personil Pasukan Raider 751 serta dua tim Intai Tempur (Taipur) Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) berhasil memukul mundur Kelompok Kriminalitas Bersenjata (KKB).
Kurang lebih dua pekan menguasai dan menyandera warga di Kampung Banti dan Kimbeli, dari operasi senyap, personil Kopassus dan Raider 751 berhasil menguasai Kampung Kimbeli.
Sementara Tim Taipur Kostrad yang secara bersamaan bergerak cepat mampu menguasai Kampung Banti, hingga kelompok separatis pimpinan Sabinus Waker dan Ayub Waker yang menguasai dan melakukan serangkaian aksi teror selama ini, baik di areal PT Freeport Indonesia, maupun perkampungan di Tembagapura kabur ke hutan.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Muhamad Aidi menyebutkan, pagi subuh tadi, pasukan telah dikerahkan untuk melakukan penyerangan senyap di wilayah Kimbeli dan Banti yang dipimpin langsung Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit.
“Kurang dari dua jam seluruh medan berhasil dikuasai. Mereka yang disebut KKB lari ke hutan, hanya saja kita belum pastikan apakah diantara mereka ada yang korban atau tidak, sebab cuaca berkabut tebal saat itu,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih M Aidi kepada wartawan di Tembagapura, Jumat (17/11).
Setelah seluruh wilayah dikuasai dan situasi dinyatakan aman, Pangdam XVII/Cenderawasih berkoordinasi dengan Kapolda Papua Irjen Pol. Boy Rafli Amar dan juga Asops Kapolri Irjen Pol M. Iriawan agar segera mengirimkan Tim Evakuasi warga.
Tidak lama kemudian Tim Satgas Terpadu TNI/Polri tiba di lokasi melaksanakan evakuasi. Sekitar pukul 14.00 wit, proses evakuasi berhasil dilaksanakan dengan jumlah korban Sandera 344 orang didominasi warga pendatang dan sebagian kecil warga pribumi.
Kata dia, Kapolda Papua IrjenPol Boy Rafli Amar dan Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit dan juga Asops Kapolri Irjen Pol M Iriawan sempat bertahan di daerah Longsoran Kampung Utikini karena sempat terjadi kontak senjata antara KKB dan aparat TNI/Polri saat evakuasi berlangsung.
Meski kontak tembak sempat terjadi beberapa waktu lamanya, namun aparat keamanan semaksimal mungkin berusaha memperkecil resiko adanya korban, baik dari aparat keamanan sendiri, maupun ratusan warga yang dievakuasi.
Dikatakan pula warga pendatang di dua kampung tersebut secara keseluruhan telah dievakuasi tidak ada yang tertinggal.
“Sementara penduduk asli setempat memilih tetap tinggal dengan jaminan keamanan dan dukungan logistik serta pasukan pengamanan diminta tetap tinggal di lokasi untuk mengamankan wilayah tersebut,” ucapnya.
Diketahui, 344 warga sipil termasuk anak-anak yang berhasil dievakuasi dari Kampung Utikini dan Kampung Kimbeli, Distrik Tembagapura, berdasarkan data kepolisian menyebutkan, jumlah tersebut terdiri dari 104 laki-laki, perempuan 32 dan anak 14 dievakuasi dari Kampung Kimbeli.
Dari Area Longsoran Banti dievakuasi 153 laki-laki, perempuan 31 dan 10 Orang Asli Papua (OAP).
Dari kedua kampung tersebut, warga dievakuasi hanya dengan jalan kaki kurang lebih dua kilometer atau empat jam perjalanan tracking menuju Mapolsek Tembagapura.
Selanjutnya dari Mapolsek Kuala Kencana, ratusan warga dimobilisasi dengan bus Freeport di kumpulkan di sport hall Tembagapura mile 66 untuk didata.
Usai pendataan dan tindakan awal penanganan warga, 344 warga langsung dievakuasi melalui jalur darat dengan menggunakan 10 bus.
Warga Banti-Kimberli Dikawal Hingga Timika
Sebanyak 344 warga yang dievakuasi dari Tembagapura pukul 15.49 WIT, dikawal hingga tiba dengan selamat di Timika, Jumat sekitar pukul 18.30 WIT.
Mereka dikawal ketat oleh aparat TNI dan Polri, dan diturunkan dari 10 bus di Gedung Tongkonan, Jalan Sam Ratulangi, Timika sekitar pukul 19.00 WIT.
Anggota TNI-Polri menempati bus tersendiri dalam proses pengawalan tersebut.
Adapun nomor lambung bus pengangkut warga yang dievakuasi, yakni 140418, 140439, 140450, 140353, 140287, 140312, 140311, 140419, 140342.
Khusus untuk bus dengan nomor lambung 140313 ditumpangi tim pengawalan berjumlah 36 orang dipimpin langsung Kapolres Mimika AKBP Victor D Macboun.
Sementara itu sanak keluarga warga yang dievakuasi bersama dengan beberapa ketua kerukunan telah bersiaga untuk menjemput keluarga mereka.
Bahagia bercampur haru tampak di wajah warga yang dievakuasi. Bahkan saat turun dari bus mereka langsung disambut dengan pelukan dan tangis haru tidak dihindarkan. Tim kesehatan yang tergabung dari berbagai instansi kesehatan,diantaranya Rumkitban 17.08.02 Timika, RSUD Mimika, Puskesmas, Palang Merah Indonesia, RSMM Mimika dan Klinik Tribharata, langsung merespons cepat warga yang sakit dan membutuhkan pertolongan pertama.
Seorang ibu hamil terpaksa langsung dilarikan ke RSUD Mimika sedangkan beberapa pasien lain yang mengalami pusing, mual dan lemas langsung ditangani oleh tim medis di posko yang telah disediakan di samping kiri gedung tersebut.
Rosida (51) yang sempat dirawat tim medis menuturkan bahwa hampir semua warga non Papua yang sempat terisolasi oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tidak dapat berisitirahat dengan baik selama kurang lebih dua pekan terakhir karena hidup dalam tekanan, takut dan was-was.
Warga yang dievakuasi langsung dikumpulkan di dalam gedung dan didata berdasarkan suku masing-masing.
Pendataan juga dilakukan anggota Polres Mimika terhadap warga yang menjadi korban materil maupun moril.
Pendataan ini penting untuk dilakukan penindakan selanjutnya,” kata Kapolres Mimika AKBP Victor D Mackbon.
Usai pendataan, Kapolres Mimika menyerahkan para warga yang dievakuasi kepada pemerintah daerah dan selanjutnya Wakil Bupati Mimika, Yohanis Bassang menyerahkan kepada ketua-ketua kerukunan, diantaranya Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu, IKT, KKSS, Damal, NTT dan NTB untuk selanjutnya diantar pulang ke rumah masing-masing.
Yohanis pada kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak termasuk TNI dan Polri yang telah bekerja keras mengevakuasi warga.
Ketua Kerukunan Jawa Bersatu (KKJB) Kabupaten Mimika Imam Parjono mengapresiasi sekaligus berterima kasih atas kerja keras Satgas Terpadu (TNI-Polri) yang telah mengevakuasi warga termasuk anggota KKJB sampai ke Timika dengan selamat.
Parjono juga mengatakan bahwa dengan pengalaman seperti ini, pihaknya akan mengimbau warganya yang berprofesi sebagai pendulang tradisional untuk tidak lagi bekerja di area perkampungan Tembagapura.
Ia juga berharap agar kedepannya Pimpinan Daerah dalam hal ini Bupati Mimika Eltinus Omaleng untuk dapat berpartisipasi aktif menangani kantibmas di Mimika. (aro/a28/tan)


