
TIMIKA, TimeX
Proyek peningkatan dan pelebaran Jalan Cenderawasih mulai dikerjakan PT Fajar Utama Mandiri selaku kontraktor pemenang tender.
Hingga Jumat (19/8) kemarin merupakan hari ketiga berlangsunganya proyek pelebaran Jalan tersebut.
Proyek pengerukan drainase dimulai dari sisi kanan jalan menuju Kuala Kencana dilakukan dengan mengerahkan dua alat berat excavator dan mobil-mobil truck pengangkut material bekas galian.
Pengerjaannya dari sisi kanan dengan maksud agar tidak menggangu akses pengguna jalan, termasuk pengunjung ke sejumlah kantor, pertokoan dan usaha lainnya, seperti Kantor Pelayanan Polres Mimika, Hotel Timika Raya, Gelael, SMA dan SMP YPPK Tiga Raya, Hasjrat Abadi dan juga Kantor Pajak Pratama.
Sebagaimana pantauan Timika eXpress, tahap pertama pelebaran jalan telah dimulai dari depan Kantor Pegadaian di sisi kanan Jalan Cenderawasih hingga ke Kantor Pelayanan Polres Mimika dan Hotel Timika Raya.
Proyek tersebut pun telah mengrobankan pagar Kantor Pelayanan Polres Mimika. sedangkan penggalian di kawasan Hotel Timika Raya tepat bersinggungan dengan pagar hotel tersebut.
Bahkan, warga sekitar terlihat sudah mulai membenahi bagian depan rumah, tempat usaha, termasuk perkantoran yang dimungkinkan terkena dampak pelebaran.
Proyek peningkatan jalan yang menghabiskan dana Rp50 miliar dari APBD.
besaran dana tersebut pekerjaannya bertahap dan sudah termasuk pemindahan jaringan listrik termasuk pembayaran ganti rugi lahan warga yang terkena dampak.
Untuk tahun ini difokuskan hingga penimbunan japat sepanjang 6,2 kilometer, mulai dari depan Gereja Katedral Tiga Raja sampai Base Camp atau lampu merah SP II.
“Kalau sampai tahap penimbunan dan hotmix itu hanya 500-an meter dari Gereja Tiga Raja ke Gelael,” ungkap Kepala Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan Pieter Edoway kepada Timika eXpress, Jumat (19/8) di lokasi proyek.
Piter yang juga Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) menambahkan, pengerjaan peningkatan jalan sesuai rancangan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) memiliki lebar 25 meter atau 12,5 meter dari as untuk sisi kanan dan kiri jalan.
Hingga Jumat kemarin, kata Piter, pekerjaan pengerukan sudah mencapai 100-an meter.
Jadi untuk kawasan depan Gereja Katedral hingga Gelael itu titik pertama kita kerahkan satu excavator. Sedangkan titik kedua dari Daerah Aliran Sungai.
Pengerukan menyusul pengangkutan material dilakukan secara cepat agar tidak mengganggu akses jalan dan fasilitas layanan umum bagi warga masyarakat yang berkepentingan,” paparnya.
“Jadi satu exa satu kilo. Pembongkaran pun tidak akan lama karena kita langsung siapkan mall untuk pengecoran box culver,” tambahnya sembari berharap dalam sehari pembongkaran bisa mencapai 70-80 meter.
Meski pembongkaran sempat diwarnai protes warga, namun, pihaknya tetap persuasif sebab sebelumnya telah dilakukan sosialisasi di Graha Eme Neme Yauware pekan lalu.
Aksi protes warga adalah meminta pembayaran ganti rugi dimuka sebelum proyek dikerjakan.
Namun, kata Piter, terkait pembayaran ganti rugi bisa dilakukan kapan saja tanpa menghalangi proyek fisik karena soal waktu pekerjaannya.
“yang jelas sudah ada kesepakatan dan pasti dibayarkan tim yang sudah melakukan pendata an. Kan sudah jelas, Dinas PU data jumlah bangunan rumah dan pagar warga, Bagian Pertanahan lakukan pengukuran lahan warga, sementara Dinas Pertanian mendata jumlah tanaman dan pohon warga sebagai ganti rugi,” jelasnya.
Diharapnya, masyarakat mendukung program kerja pemerintah dalam pembangunan agar berjalan lancar untuk membangun Mimika lebih baik ke depannya. (a14)