
MENURUN – Pemberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat saat ini berdampak pada pendapatan para pedagang. Kini pendapatan pendagang mengalami penurunan hingga setengah dari biasanya.
TIMIKA,TimeX
Pendapatan para pedagang belakangan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pasalnya di momen yang sama yakni Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya, pasar cukup ramai pengunjung, namun belakangan pedagang mengeluhkan sepinya pembeli.
Baca juga : Disperindag Pantau Persediaan Sembako
Baca juga : Belum Terima Bantuan, Warga Hangaitji Palang Jalan Cenderawasih
Baca juga : Sebagian Karyawan Freeport akan Diturunkan
Beberapa pedagang yang ditemui Timika eXpress, Senin (4/5) diantaranya mama Hana Kudiai (45) mengaku pendapatan hariannya menurun hingga 50 persen dari biasanya.
Selain karena adaya beli masyarakat yang belakangan menurun, pembatasan operasional pasar juga menjadi salah satu faktor.
Jika biasanya ia mendapat omset sehari hingga Rp 500 ribu, saat ini bisanya hanya Rp 200 ribu atau lebih.
Padahal lanjutnya, sayur yang ia jual setiap hari juga dibeli dari para tengkulak dengan harga tertentu.
Dengan berkurangnya jam operasional pasar, maka tidak hanya omzet yang menurun bahkan kadang dirinya merugi.
“Kalau tidak habis biasanya kita simpan untuk besok tapi kalau sudah layu, ya kita tidak bisa jual lagi, jadi kita rugi,” ungkapnya.
Sementara Udin, pedagang lainnya yang ditemui di hari yang sama juga menyebutkan masyarakat yang belanja ke pasar saat ini juga berkurang karena himbauan pemerintah bagi masyarakat yang harus mengurangi aktivitas di luar rumah.
“Konsumen sudah makin sedikit sejak ada surat imbauan tersebut, yang pasti barang dagangan pun tidak laku dan pendapatan pun sangat menurun,” katanya.
Namun, ia mengaku pasokan sayur dari para petani sejauh ini cukup lancar, harganya pun tidak mengalami kenaikan, kecuali untuk beberapa komoditi seperti cabai yang kini mencapai Rp 70 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya sekitar Rp 60 ribu.
Sementara untuk harga sayuran lainnya masih tetap normal. (ozy)