TIMIKA,TimeX

JUAL BELI – Aktivitas jual beli masyarakat di eks Pasar Swadaya Jalan Bhayangkara.
Penerapan di Mimika, sebagai bentuk pencegahan terhadap penularan Covid-19 beberapa waktu lalu memberikan dampak yang cukup besar di sektor ekonomi.
Kini memasuki new normal, pemulihan aktivitas ekonomi di Mimika belum sepenuhnya berjalan, sehingga perputaran uang masih terbatas, lantaran tidak semua usaha telah mendapat izin untuk beroperasi, misalnya saja tempat hiburan dan lainnya.
Demikian diungkapkan Reynold Ubra, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Mimika.
Kaitan dengan itu, Pemda Mimika telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) yang nantinya akan turun memotert perkembangan ekonomi di Mimika, sekaligus melihat kesiapan tempat usaha dalam menerapan protokol kesehatan.
“Meski hari ini pasar terlihat ramai namun perputaran uang masih terbatas, begitu juga dengan usaha perhotelan, yang saat ini jumlah hunian di hotel tidak lebih dari 30 persen,” ujar Reynold kepada Timika eXpres saat ditemui di RSUD Mimika, Rabu (5/8).
Ini artinya, dampak ekonomi karena Covid-19 membuat salah satu komponen penting untuk pembangunan terutama usaha mikro, dan masa new normal yang kali ketiga ini Mimika harus bangkit.
“Sehingga hasil keputusan bersama kemarin, yaitu kita buat pembentukan Pokja,” katanya.
Pokja inilah yang nantinya melihat kesiapan sektor ekonomi, untuk melaksanakan protokol kesehatan.
“Jika siap maka bisa saja mendapat persetujuan untuk beraktivitas lagi, asalkan menjalankan protokol kesehatan,” ucap Reynold.
Reynold menambahkan, selama Pokja meninjau beberapa tempat usaha, ada begitu banyak keluhan, salah satunya omset yang menurun dratis.
“Ada yang mengeluh sebulan omset mereka hilang Rp 400 juta, ada juga yang mengeluh juga enam bulan terakhir Rp 600 juta hilang sementara karyawan masih tetap dirumahkan,” terang Reynold.
“Saya pikir sektor usaha mereka sudah sangat siap menjalankan protokol Covid-19 dan menuruti apa yang diintruksikan oleh Pemerintah daerah dan saya pikir itu kerja sama yang baik,” tambahnya.
Bahkan tambahnya, salah satu perbankan di Mimika mengatakan jumlah nasabah yang menginvestasi uang dibank mengalami penurunan hingga 20 persen.
“Mungkin angka dari 20 persen terlihat kecil tetapi kalau 20 persen dari 1,4 triliun itu cukup terasa, kan begitu, jangankan itu ekonomi menengah saja mereka kehilangan Rp300-400 juta dalam enam bulan terakhir,” terangnya.
Untuk itu, dari hasi potret perkembangan ekonomi di Mimika, maka tim pokja akan melaporkan kembali kepada ketua tim gugus tugas dalam hal ini bupati pada 16 agustus nanti, apakah dari hasil pelaporan itu, dapat dievaluasi lagi tempat usaha-usaha yang selama ini telah tutup bisa dibuka kembali atau memang belum.
“Yang jelas ada beberapa tempat yang kami anggap layak, karena mereka sudah siap, sudah ada pokjanya, seperti usaha tempat bermain anak-anak, rumah beryanyi yang ada di satu lokasi pusat perbelanjaan, mereka sudah sangat siap, dan jelas akan kita laporkan ke bupati,” pungkasnya.
Penulis : Echi
Editor : Linda