
Perjuangan panjang melelahkan namun membuahkan hasil menjadi kepuasan tersendiri.
Setelah mengukir prestasi dengan raihan 8 medali emas dan 7 perunggu dari Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke-XII di Kabupaten Kaimana, kini kontingen Mimika bersiap kembali dari Senja Indah Kota Kaimana,Papua Barat ke Tanah Amungsa.
BERSAING dengan 39 kabupaten/kota dari Provinsi Papua dan Papua Barat tidak menciutkan nyali kontingen Perparawi Mimika.
Dibawah naungan Lembaga Pengembangan Pespawawi Daerah (LPPD), Mimika berhasil menunjukan tajinya selama mengikuti gelaran lomba Pesparawi ke-XII se-Tanah Papua, mulai pembukaannya, Sabtu (9/9) hingga penutupan, Sabtu (16/9) di Kota Kaimana.
Tak pelak, dari 15 mata lomba yang dipertandingkan, 235 kontingen Mimika yang dilibatkan berhasil meraih 8 medali emas dan 7 perak, yang akan dipersembahkan bagi rakyat Mimika.
15 mata lomba yang diikuti, meliputi Paduan Suara Anak, Paduan Suara Remaja Pemuda Campuran, Paduan Suara Dewasa Campuran, Paduan Suara Pria, Paduan Suara Wanita, Vocal Group, Solo Anak Putra dan Putri.
lainnya, Solo Remaja Putri dan Putra, Baca Indah Alkitab Putra dan Putri, Musik Pop Gereja, Cerdas Cermat Alkitab dan Paduan Suara Etnik Inkulturatif.
Dari 15 lomba tersebut, 8 emas berhasil diraih dari kategori lomba Paduan Suara Remaja Pemuda Campuran, Paduan Suara Dewasa Campuran, Paduan Suara Wanita, Paduan Suara Pria, Vocal Group,Solo Remaja Pria,Baca Indah Alkitab Putri dan Paduan Suara Etnik Inkultiratif.
Prestasi gemilang yang diraih ini tidak main-main dan butuh perjuangan.
Dari sesi persiapan dan latihan 15 mata lomba selama 10 bulan lamanya, berhasil ditampilkan dengan komitmen semangat religi memuliakan serta memuji Tuhan hingga mengukir prestasi gemilang.
Rasa optimis mengukir prestasi di kota yang terkenal dengan julukan ‘Senja Indah’, itu terpatri sebelum ratusan kontingen Pesparawi Mimika bertolak menuju Kaimana, pada Minggu (3/9) lalu dengan menumpangi pelayaran KM Tatamailau.
Acara yang dipandu master of ceremony (MC) kondang, Nico Siahaan dan Yunita Christina benar-benar hidup dan meriah.
Lebih meriah lagi seketika Paduan Suara Kaimana melagukan Mars Pesparawi. Diiringi Nusantara Symphony Orchestra asal Jakarta ,dengan konduktor Fred Sjoberg dari Swedia, pemuda, remaja dan kalangan dewasa dari berbagai denominasi gereja dari paduan suara tersebut menggemakan stadion, serta mendapat acungan jempol dari peserta maupun warga masyarakat Kaimana.
Penghujung acara Pesparawi pun dimeriahkan artis Nania Yusuf, menyusul penyerahan piala bergilir pada kemenangan Pesparawi sebelumnya di Kaimana dan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan dengan menekan tombol sirene.
Turut mendampingi Gubernur Mandacan, Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama, Thomas Ventury, Sekda Provinsi Papua, Herry Dosinaen,Bupati Kaimana, Drs. Matias Mairuma, dan Sekda Kaimana selaku Ketua Umum LPPD Kaimana, Rita Teurupun, S.Sos.
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan dalam sambutannya terlebih dahulu menyampaikan memohon maaf atas ketidakhadiran Presiden Jokowi.
“Atas petunjuk Mensesneg, dari pembukaan tanggal 9 diminta undur ke tanggal 15 September karena akan dihadiri Presiden. Karena ada tugas negara yang tidak bisa ditinggalkan sehingga Presiden tidak hadir. Mewakili pemerintah saya sampaikan permohonan maaf buat seluruh masyarakat di tanah Papua,” tuturnya.
Meski demikian rasa syukur tetap diapresiasi buat Pemerintah Pusat karena mengutus Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama, Thomas Ventury.
Gubernur Mandacan berharap, momentum Pesparawi pada 2020 di Nabire nanti tetap mengusung semangat persaudaraan dalam kehidupan beragama,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Kaimana, Matias Mairuma menambahkan bahwa Pesparawi bagi warga Kaimana semakin mempererat tiga pilar, utama kehidupan warga setempat, yakni budaya, agama, dan pemerintah.
“Kaimana tidak mengenal mayoritas dan minoritas, kami semua sama, hidup bersaudara. Makanya sampai saat ini Kaimana terhindar dari percekcokan agama,”tandasnya.
Yang menariknya, usai penutupan Paduan Suara Etnik Inkuluturatif, pada Minggu (17/9) dilanjutkan dengan pesta massal ikan bakar di sepanjang Pantai Bantemi yang dibuka oleh Bupati Kaimana.
Sungguh sebuah nuansa silaturahmi pertemuan LPPD se-tanah Papua yang mempererat rasa persatuan dan persaudaraan.
Johan Ade Matulessy selaku Ketua Kontingen Pesparawi Timika mengaku bangga dengan raihan prestasi ini.
Pasalnya, selama mengikuti Pesparawi, baru kali ini Mimika menyabet begitu banyak medali, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Harapan saya, prestasi ini dipertahankan, dan ditingkatkan lagi pada Pesparawi 2020 di Nabire,” tukasnya. (yosepina dai dore)