“Karena kondisi saat ini tidak normal akibat wabah Covid-19, dimana kebutuhan atau permintaan telur untuk pemenuhan kebutuhan terjadi peningkatan. Karena itu kita harus punya stok telur yang cukup”

TIMIKA,TimeX
Robby Omaleng, Ketua DPRD Mimika mengingatkan kepada peternak agar hasil produksi telur lokal jangan dikirim ke luar Kabupaten Mimika selama masa pembatasan pandemi virus corona. Untuk itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak-Keswan) Mimika selaku OPD teknis terkait wajib awasi di lapangan.
Baca juga : Disnak-Keswan dan HIPUKAMI Buka Posko Penjualan Telur
Baca juga: Relawan Kampung Nawaripi Lawan COVID-19 Sosialisasi ke Rumah Warga
Baca juga: Paroki Katedral Tiga Raja Buka Posko Peduli Kasih COVID-19
Baca juga : Realisasi Pajak Daerah Baru Rp 40 Miliar
“Sudah ada larangan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jadi, sebaiknya semua OPD terkait untuk ikut mengawasi kebijakan tersebut, supaya tidak ada peternak yang membawa telur keluar,” harap Robby kepada Timika eXpress, Kamis (30/4).
Ia menyebutkan selama ini peternak mendistribusikan telur ke kabupaten tetangga seperti Kabupaten Puncak dan beberapa kabupaten lain di wilayah pegunungan.
Menurutnya, dengan hentikan sementara mengirim telur ke kabupaten tetangga supaya
stok telur di Mimika stabil dan hargapun ikut stabil. Dengan demikian warga tidak merasa kesulitan dan berat untuk belanja telur karena harganya mahal seperti beberapa waktu lalu awal-awal lockdown bisa tembus Rp120 ribu lebih per rak.
Sebagai wakil rakyat, ia harap Disperindag juga harus ikut mengawasi harga di lapangan guna memastikan kebijakan tersebut dipatuhi oleh para peternak dan pedagang.
Langkah yang diambil Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan melarang pengiriman telur keluar Timika, dinilainya suatu langkah sangat tepat, demi menjaga ketersediaan kebutuhan telur bagi warga Mimika selama masa pandemi Covid-19.
“Karena kondisi saat ini tidak normal akibat wabah Covid-19, dimana kebutuhan atau permintaan telur untuk pemenuhan kebutuhan terjadi peningkatan. Karena itu kita harus punya stok telur yang cukup,” katanya.
Baca juga: Bapenda Target Penerimaan PBB Rp12,7 Miliar
Baca juga: Telur Tembus Rp120 Ribu Per Rak
Sebelumnya, Yosefin Sampelino Kepala Disnak-Keswan Mimika mengatakan, produksi telur lokal akan mengalami penurunan di bulan Juni mendatang, sementara kebutuhan meningkat sampai 20 persen selama pandemi Covid-19.
Hal ini terjadi, katanya pada Juli mendatang produksi telur akan berkurang hingga 1.000 rak perhari, karena Day Old Chicken (DOC) sebagai bibit ayam petelur yang selama ini order dari Surabaya sudah tidak bisa lagi masuk sejak adanya pembatasan penerbangan udara. (a30)