“Saat kita sampai di situ semua rumah pintu-pintu pada tutup. Mereka sepertinya ketakutan dan tinggal dalam rumah. Lihat kami datang lewat jendela. Tapi setelah kami masuk kasi penjelasan baru mereka rasa legah”

TIMIKA,TimeX
Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi sosial, secara nasional diinstruksikan oleh H Jusuf Kalla Ketua Umum PMI, dalam melawan virus corona dengan prioritas sterilkan area merah berupa penyemprotan dengan cairan disinfektan serta memberikan edukasi kepada warga berupa sosialisasi sesuai anjuran pemerintah physical distancing (jaga jarak), pakai masker, sering cuci tangan dan tetap tinggal di rumah (stay at home) menggunakan media mobil Ambulance dipasang pengeras suara.
Demikian disampaikan oleh Yonas Lewirissa, Ketua Cabang PMI Mimika kepada Timika eXpress via ponselnya, Jumat (24/4) malam.
Baca Juga: Kapolres-Dandim Ikut Masak 1000 Paket Makanan untuk Warga
Baca Juga: Warga Kelurahan Kamoro Jaya Palang Jalan Menuju TPU, Tolak Jenazah COVID-19 Kubur di SP 1
Baca Juga: Dewan Kecam Pelaku Pencurian Puluhan Aki Lampu Jalan
Untuk di Timika ujarnya, selama dua minggu ini tim PMI Mimika berjumlah lima orang telah menyemprot di sejumlah rumah ibadah baik masjid maupun gereja. Selain itu semprot di dua wilayah zona merah, sesuai pemetaan Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 Mimika (daerah yang sudah ada pasien positif virus corona) seperti di jalur 5, Jalan Pattimurah. Di situ ada pasien positif kluster Lembang yang sudah meninggal, karyawan PT Freeport Indonesia. Penyemprotan termasuk rumah-rumah warga sekitar.
“Saat kita sampai di situ semua rumah pintu-pintu pada tutup. Mereka sepertinya ketakutan dan tinggal dalam rumah. Lihat kami datang lewat jendela. Tapi setelah kami masuk kasi penjelasan baru mereka rasa legah,” jelas Yonas.
Rata-rata kedatangan tim PMI dalam aksi kemanusiaan ini mendapat sambutan baik dari warga. Ini bisa dilihat dari rona wajah mereka awalnya begitu takut, tapi setelah ketika rumah-rumah mereka disemprot ditambah dengan penjelasan bahwa virus ini tertular jika terjadi kontak fisik atau mengena cairan batuk atau bersin dari orang dengan COVID-19 baru mereka paham.
“Ini luar biasa mereka takut karena ada tetangga yang status Orang Dengan Pemantauan (ODP) dan Pasien Dengan Pengawasan (PDP). Tapi saat kita masuk mereka rasa legah,” katanya.
Selain di Jalan Pattimurah katanya, tim PMI juga menyemprot di kompleks Jalan Busiri Ujung, Gang Cempaka. Di lokasi ini ada pasien positif penularan dari generasi kluster Makassar.
Terkait ini, Yonas telah menyurati Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 Mimika supaya memberikan data area mana saja yang sudah ada pasien positif, agar memudahkan tim PMI dalam penyemprotan lebih tepat sasaran daripada asal semprot.
Selama ini lima orang tim yang turun semprot menggunakan APD lengkap yang diberikan oleh Tim Gugu Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 Mimika. Termasuk cairan disinfektan dua jiregen ukuran dua liter namun tidak cukup. Makanya setelah habis dibeli sendiri bahanya baru dicampur.
Ia menambahkan setelah dua minggu beroperasi ini menggunakan dana Rp50 juta dari Rp150 juta yang bersumber dari APBD Mimika tahun 2020.
“Dana kami tahun ini 150 juta dari APBD Mimika. Rp60 juta untuk sewa Kantor PMI, bayar gaji staf dan sisanya 50 juta ini kita pakai untuk operasional,” jelasnya.
Saat ini tim masih istirahat namun begitu banyak permintaan dari warga untuk semprot kurang lebih 50-an. Menjadi kendala sekarang katanya, kekurangan dana operasional. Sehingga belum semua permintaan dipenuhi. Dalam pelayanan PMI lebih pada steril area merah, maka dalam menjawabi permintaan tetap dilihat skala prioritas.
Ia berharap warga jangan lupa berdoa mohon kesehatan dan perlindungan dari Tuhan agar virus ini segera berlalu, Tim COVID-19 Mimika harus tetap solid bergerak dan masyarakat harus ikut berpatisipasi dalam mendukung anjuran pemerintah untuk tetap di rumah. Atasi bencana ini tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah atau sekelompok orang saja melainkan semua pihak dengan caranya masing-masing dalam memutus mata rantai penularan virus mematikan yang hingga kini belum ada obatnya. (tio)