
TIMIKA,TimeX
Managemen PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui jasa APINDO Training Center (ATC) mengikutsertakan puluhan karyawannya dalam kegiatan pelatihan Industrial Relations Certification Program (IRCP).
Kegiatan bertajuk ‘Sosialisasi dan Sharing dengan Industrial Relation 4.0 In Digital Era’ dilangsungkan di Hotel Horison Ultima Timika, Rabu (23/1). Turut hadir M Aditya Warman selaku Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan.
IRCP merupakan program pelatihan sertifikasi di bidang hubungan industrial yang merupakan program kerjasama antara APINDO Training Center dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang sudah terjalin sejak tahun 2011 lalu hingga kini.
Dengan mengikuti program IRCP peserta diharapkan mendapatkan pemahaman mendasar mengenai hubungan industrial yang di antaranya adalah konsep peraturan ketenagakerjaan, sarana hubungan industrial, hubungan kerja, organisasi pekerja, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama (PKB), waktu kerja dan waktu istirahat, upah kerja lembur dan PHK.
Selain itu, perusahaan akan merasa aman memiliki pekerja yang tersertifikasi dalam pemahaman dasar-dasar hubungan industrial dan ketenagakerjaan.
Pelaksanaan program melalui beberapa batch. Ini merupakan batch ketiga atau program terakhir.
Adapun kegiatan IRCP selama lima hari sejak Senin (21/1) hingga Sabtu (26/1) dalam rangka menghadapi era digitalisasi industri 4.0.
Dimana pemerintah mewajibkan semua lini sektor termasuk PT Freeport Indonesia bersama seluruh perusahaan kontraktor dan privatisasinya disertifikasi.
“Karenanya kami dari IR (Industrial Relationship) PTFI berinisiatif melaksanakan pelatihan dan pengujian untuk mendapatkan sertifikasi. Ini pun merupakan program terakhir, dimana sebelumnya ada tim 1 dan 2 dan yang program yang diikuti ini tim 3,” tutur Olof Ansaka, Superintendet Industrial Psikologi PTFI saat ditemui Timika eXpress disela-sela kegiatan.
Olof mengatakan masalah sertifikasi terkait dengan kompetensi agar karyawan atau pekerja dalam melakukan tugas-tugas hubungan industri tidak menyimpang atau asal-asalan karena sudah mengikuti pelatihan dan memperoleh sertifikasi kompetensi.
“Karena tuntutan era digitalisasi 4.0 dan wajib disertifikasi, maka untuk tahap awal sebelum menyasar kontraktor dan privatisasi, program ini dimulai dari karyawan IR PTFI,” kata Olof.
Selanjutnya, Eduard Awete, Petugas Hubungan Industrial PTFI menyampaikan terima kasih kepada managemen Freeport karena telah mengikutsetakannya dalam program ICRP.
Melalui kegiatan ini, ia mengaku bisa mengenyam ilmu baru sebagai dasar untuk mempersiapkan diri menghadapi era digitalisasi.
“Kita harus lebih mempersiapkan diri secara matang menghadapi era digitalisasi,” katanya.
Sementara itu, Sandy Anggelika, salah satu peserta IRCP menambahkan, secara bertahap mulai hari pertama, peserta diberikan edukasi lebih kepada personal skill dan knowledge skill.
Masuk hari kedua lebih spesifik lagi terhadap apa yang dikerjakan, termasuk perjanjian kerja sama hubungan industrial antara managemen dengan pekerja maupun serikat pekerja.
“Ini sangat membantu kami sebagai karyawan IR untuk bekerja lebih efektif dan efisien lagi. Apa yang kita kerjakan saat ini memang betul-betul teredukasi dengan pengetahuan yang cukup, agar kedepannya bisa melakukan suatu perubahan maupun perbaikan internal IR sendiri,”ujarnya.
Lebih lanjut katanya, PTFI saat ini dalam masa transisi antara era konvensional dan digitalisasi, dan ke depannya pasti menganut era digital dengan pengembangan SDM maupun aplikasi yang nantinya diterapkan dalam sistem kerja. (san)