
“Gerakan Tungku Api Keluarga”
TIMIKA,TimeX
Ribuan umat Katolik diseluruh dunia, termasuk di Kota Timika, Rabu (1/3) mengawali masa puasa dan berpantang melalui perayaan misa ‘Rabu Abu’ dalam liturgi ajaran Gereja Katolik.
Ritus religi Katolik pada misa Rabu Abu yang diikuti ribuan umat Katolik di Gereja katedral Tiga Raja dilambangkan dengan tanda salib dikening menggunakan abu.
Perayaan misa dengan mengusung tema khusus prapaskah tahun 2017, ‘Gerakan Tungku Api Keluarga’ dipimpin Pastor Honoratus Pigai, Pr dengan didampingi Diakon, Ibrani Gwijangge,Pr.
Tema prapaskah ini selaras dengan lima pesan Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil,Pr, sebagaimana disampaikan Pastor Honoratus Pigai,Pr dalam khotbahnya yang diambil dari injil Matius 6:1-6.16-18.
Lima pesan moral tersebut, dianyaranya menyebutkan keluarga adalah tungku api gereja, keluarga sebagai tungku api perutusan, keluarga sebagai tungku api bagi anak-anak.
Selain itu, keluarga sebagai tungku api ekonomi dan rumah adalah tungku api keluarga.
Secara rinci dijelaskan, keluarga adalah tungku api gereja artinya keluarga sebagai gereja kecil tempat Yesus Kristus hidup dan berkarya menyelamatkan manusia dan mengembangkan kerajaan Allah.
Selain itu, keluarga yang adalah gereja kecil dipanggil untuk menyatakan kasih Allah dalam kehidupan bermasyarakat dengan mengikatkan diri dalam cara pikir dan tingkah laku yang sesuai dengan semangat Injil.
Pesan kedua, Keluarga sebagai tungku api perutusan, artinya keluarga diharapkan menjadi tempat yang baik bagi setiap orang untuk mengalami kehangatan cinta dengan tidak mementingkan diri sendiri, setia, serta sikap saling menghormati dan mempertahankan kehidupan.
Pesan ketiga, keluarga sebagai tungku api bagi anak-anak, artinya ditengah dunia dewasa ini yang begitu sekular, pendidikan iman merupakan bekal penting untuk menjaga anak-anak agar tidak terbawa arus kemajuan zaman.
“jadi orang tua punya tanggung jawab besar mendidik anak-anaknya agar semakin dewasa baik secara jasmani maupun rohani. Seperti yang dikatakan Konsili Vatikan II dalam pernyataan tentang pendidikan Kristen bahwa orang tua yang telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka. Oleh karena itu, orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama,” paparnya.
Pesan keempat, Keluarga sebagai tumpuan ekonomi, artinya salah satu upaya pokok untuk membangun ekonomi rumah tangga adalah usaha untuk menghasilkan sesuatu, dengan kata lain usaha-usaha yang sungguh produktif.
Dan pesan terakhir, rumah adalah tungku api keluarga, artinya rumah sebagai tempat tinggal bagi keluarga walaupun sederhana, tetapi dalam rumah sendiri keluarga mengembangkan hidupnya dan mengelola kebutuhannya demi pertumbuhan yang sehat, damai dan beriman.
Rumah sendiri yang dibangun dan disediakan bagi keluarga atas dasar iman maka rumah itu adalah rumah yang dibangun di atas dasar batu.
Katanya, hidup keluarga di rumah sewa sering menghambat pertumbuhan kehidupan, sebab rumah sewa membutuhkan biaya rutin, sudah pasti kehidupan keluarga sangat dipengaruhi,” tandasnya sembari berpesan, berpuasalah dan berpantanglah dalam iman Katolik. (san/tan)