
TIMIKA, TimeX
Sekolah Tinggi Teologi Russel (STT) Russel Timika sejak berdirinya, kembali mewisuda 21 sarjana baru angkatan ke-IV tahun akademik 2016/2017.
Gelar wisuda 21 diploma dan sarjana di Multi Purpose Community Center (MPCC) milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro, Sabtu (4/11) lalu dipimpin langsung Ketua STT Russel Pdt. Henok Bagau, M.Th.
21 wisudawan yang mengikuti kuliah sejak tahun 2012 tersebut, terdiri dari 1 orang Diploma Jurusan Teologi, 8 orang Sarjana Teologi dan 12 orang Sarjana Pendidikan Kristen.
Yang memukau, saat itu pula pihak STT Russel juga mengumumkan dua nama wisudawan berprestasi dengan predikat kelulusan cum laude, yaitu Linus Tabuni S.Pd dan Marion Tebai S.Pd.
Seharusnya, ke-12 sarjana baru ini diwisuda 2016 silam.
Namun civitas kampus tempat perkuliahan di tahun tersebut terbakar bersama dokumen penting lainnya pada Pebruari 2016, sehingga prosesi wisuda ditunda, dan baru dilakukan.
Wisuda 21 sarjana mengusung tema “Kita Harus Mengerjakan Pekerjaan Dia Selagi Masih Siang”, (Yohanis 9:4) dan Sub tema “Strategi Gereja dan Pendidikan Teologi Bagi Pemberantasan Buta Aksara di Tanah Papua.
Ketu STT Russel, Pdt. Henok Bagau. MTh dalam sambutannya, mengatakan bekal ilmu para wisudawan-wisudawati diharapkan mampu diimplementasikan dalam misi pelayanan serta pengabdian kepada gereja dan masyarakat.
Tema dan sub tema yang diusung merupakan indikator persoalan terbesar di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia yang menduduki urutan ke-60, dengan angka buta aksara tertinggi adalah di Propinsi Papua.
“Ini menunjukan bahwa gereja dan sekolah teologi bersama pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab besar dalam melihat secara serius masalah buta aksara di tanah Papua,” tegasnya.
STT Russel, lanjut Henok memiliki 4 bidang, yakni bidang kelembagaan, akademik, teknologi dan sarana prasarana.
Secara rinci dijelaskan, dalam bidang kelembagaan, STT Russel terus melakukan pembenahan tata kelola perguruan tinggi agar lebih efektif dan efisien.
Implementasinya seperti menyempurnakan struktur organisasi sesuai kebutuhan, menempatkan tenaga pendidik berdasarkan keahliannya.
Pasalnya, tahun 2015 silam, STT Russel sudah mengantongi Akreditasi C dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk program studi (Prodi) Teologi dan Pendidikan Agama Kristen.
Sementara dibidang akademik, SST Russel terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas dosen dengan mengikutsertakannya dalam pendidikan berjenjang dengan kualifikasi strata 2 (S2) dan (S3) sesuai ketentuan.
Selain itu, SST Russel pun telah menjalin kerjasama dengan Institut Kristen Borneo Kalimantan Timur, term,asuk perbaikan kurikulum sesuai kebutuhan dengan berpedoman pada kurikulum nasional.
Bahkan, di tahun ini, STT Russel telah membuka sistem informasi managemen kampus berbasis sistem online.
Sedangkan dalam bidang sarana dan prasarana, SST Russel yang berada di Jalan C. Heatubun komplek wowor, sejak musibah terbakar pada 13 Pebruari 2016, kini SST Russel telah membangun dua gedung darurat yang terdiri dari 4 ruang kuliah, yang berlokasi di halaman Gereja Maranatha di bilangan Hassaundin.
Dikatakan pula, dari komitmen 21 wisudawan, yang semuanya berasal dari daerah pedalaman Papua tengah, mereka telah menyatakan komitmennya akan kembali dan berkarya di daerahnya masing-masing.
Diharapkan pula, pada awal 2018, dengan mengikuti kurikulum baru, yakni Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), STT Russel terus mencetak SDM handal dan berkualitas, khususnya warga asli Papua.
Adapun, dari dua prodi di STT Russel sudah mendapat Akreditasi C dari BAN-PT.
Untuk prodi Teologi Kependetaan dan Pendidikan Agama Kristen diperoleh 2015 silam.
“Rencana tahun 2020 kami akan ajukan Akreditasi B dengan upaya membangun kampus baru di belakang Gedung DPRD Mimika.
Bahkan kapasitas dosennya pun terus ditingkatkan, tidak hanya S1, S2, tetapi ada doktoral, sebagaimana target dua tahun mendatang STT Russel sudah memiliki dua orang doctor, termasuk tambahan 10 dosen lulusan S2 yang ditargetkan hingga 2020.
Melalui pengembangan yang dilakukan, dari jumlah 62 mahasiswa yang masih mengenyam perkualiahan di STT Russel, diharapkan tahun-tahun mendatang jumlah mahasiswanya terus bertambah, dengan mengutamakan kualitias dan kapasitas mahasiswa yang handal dan siap pakai dalam melayani masyarakat.
Selanjutnya, Asisten III Setda Mimika, Lopianus Fuakubun dalam sambutannya, mengatakan pendidikan merupakan kebutuhan dasar, dan wajib bagi semua orang untuk mendapatkannya.
“Karena untuk merubah karakter seseorang bermula dari pendidikan, untuk merubah Papua mulai dari pendidikan dan tak ada yang lain selain pendidikan,” ujar Lopianus singkat.
Hal senada juga disampaikan Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Mimika, Ulter Adrianuis SE.
Kiranya ilmu yang telah diperoleh para wisudawan-wisudawati sebagai modal dalam dunia kerja dan pengabdian bagi masyarakat,” ujar Ulter.
Sedangkan dua mahasiswa berprestasi, Marion Tebai kepala Timika eXpress usai diwisuda menerangkan, bahwa prestasi akademik yang diraih berkat semangat serta kerja keras selama kuliah.
“Apabila saya dipanggil untuk mengabdi kembali dikampus, saya siap. Saya pernah praktek di SMK Breaya Timika dan sekarang SMK Breaya Timika sudah menawarkan untuk menjadi guru tetap di sekolah tersebut,” terang Marion.
Berbeda dengan Linus Tabuni.
Ia mengaku bahwa prestasi yang diraih tidak terlepas dari peran para dosen.
“Prestasi yang saya peroleh ini bukan karena kehebatan dan kepintaran saya, namun semuanya anugerah Tuhan. Jadi saya akan kembali ke Puncak dan mengabdi di sana, baik SD, SMP, maupun SMA,” tandasnya.
Prosesi wisuda Sabtu lalu dihadiri pula Ketua Wilayah II GKII PTP Pdt. Niko Waker, para dosen sertaorang tua wisudawan, dan tamu undangan lainnya. (a28)