“Anak-anak kami kalau berenang di kali pulang itu badan gatal-gatal, sampe luka-luka. Sampe kadang anak-anak menderita batuk-batuk”
TIMIKA,TimeX
Kornelia K, warga Pomako Distrik Mimika Timur keluhkan kondisi air sungai yang tercemar rembesan Bahan Bakar Minyak (BBM) diduga sumbernya dari milik Join Bersama (Jober) Pertamina. Akibatnya anak-anak warga setempat setelah mandi badannya merasa gatal-gatal, batuk-batuk hingga menderita penyakit kulit.

KELUHAN – Mama Kornelia K bersama warga Pomako lainnya menyampaikan keluhan saat berada di SD Negeri Satu Atap Pomako, Minggu (22/2).
Kornelia K menuturkan dirinya sudah 15 tahun tinggal di Pomako. Pencemaran minyak milik Pertamina ini sudah terjadi cukup lama. Meskipun dirinya bersama beberapa warga lain sudah pernah menyampaikan keluhan itu langsung ke pihak Pertamina agar segera benahi tempat penampungan BBM namun tidak ditanggapi.
“Anak-anak kami kalau berenang di kali pulang itu badan gatal-gatal, sampe luka-luka. Sampe kadang anak-anak menderita batuk-batuk,” tuturnya kepada Timika eXpress yang ditemui di SDN Satu Atap Pomako, Minggu (24/2).
Wanita Kamoro ini menjelaskan lebih jelas terlihat bahwa air tercemar minyak ketika air sungai lagi surut. Butiran-butiran minyak itu menempel dan mengendap pada permukaan lumpur.
“Kadang minyak yang terapung di air. Warnanya kebiruan dan ada juga yang warna coklat kehitam-hitaman. Saya sudah bilang ke Pertamina tolong perbaiki tempat penampungan yang bocor. Kan di Pertamina ada tampung avtur dan beberapa BBM lainnya, pasti ada saja penampung yang bocor. Kalau bilang tidak ada kenapa air menjadi berminyak?” jelasnya.
Mengenai persoalan ini ia rencana lapor kepada pihak Pemerintah Distrik Mimika Timur biar apa yang menjadi keluhan warga segera ditanggapi oleh pihak Pertamina.
Keluhan serupa juga datang dari Angelina. Ibu dari Suku Asmat yang sudah tinggal di area Pomako sejak tahun 1996 membenarkan hal ini.
Parahnya lagi katanya kondisi air selain keruh kadang berbau minyak.
“Sa punya anak itu kalau selesai mandi biasanya minyak-minyak lengket di badan. Tapi mau bagaimana kita di sini air bersih itu susah. Kami harap air hujan saja itupun hanya untuk masak. Kalau sehari-hari mandi dan cuci kita pake air sungai,” jelasnya.
Ia berharap agar persoalan ini dapat segera ditanggapi secara serius oleh pihak terkait karena pencemaran ini membuat warga menderita penyakit kulit berkepanjangan apabila dibiarkan tanpa ditangani segera.
Sementara Kepala Jober Timika Sevnat Waroi saat dihubungi Timika eXpress pada Minggu (24/2) sekira pukul 19.40 WIT membenarkan kalau keluhan warga itu sejak dari dulu. Bahkan warga sudah pernah mengirim surat terkait hal itu kepada pihaknya. Namun ia tetap membantah bawah tempat penanpungan tidak ada yang bocor.
“Jangan sampai segelintir orang yang mencari uang dari isu minyak bocor. Kalaupun ada berarti mungkin penyebab pencemaran dari tempat lain,” pungkasnya. (a30)