
TIMIKA,TimeX
Anggota Komisi VII DPR RI yang juga Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Hj. Peggy Patrisia Pattipi kembali menggelar sosialisasi tentang 4 pilar kebangsaan bagi para kader PKB.
Sosialisasi empat pilar kebangsaan meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, itu dilangsungkan di Lapas Nusantara, Kamis (27/4), yang diikuti seluruh kader, pengurus DPC dan Ranting Partai PKB Kabupaten Mimika.
Kegiatan ini, kata Hj. Peggy dari Daerah Pemilihan (Dapil) Papua merupakan agenda wajib setiap Anggota MPR RI di Dapilnya masing-masing.
“Dengan menyikapi berbagai tantangan serta melihat adanya krisis moral bangsa saat ini, maka pemahanan nilai-nilai kebangsaan yang tercantum dalam empat pilar kebangsaan menjadi utama dalam semangat kebhinekaan untuk NKRI,” ujarnya.
Karena itu, Hj. Peggy kerap ia disapa, menyerukan kepada seluruh kader PKB di Mimika, agar sebelum memutuskan masuk dalam partai Politik, terlebih dahulu harus mengetahui arti dasar dan pengertiannya.
“Jangan sampai sduah masuk Parpol, tapi pada akhirnya terkotak-kotak atau membeda-bedakan satu sama lain. Ini jangan sampai terjadi, sebab tidak ada dalam kiblat Partai PKB. Sebab, Negara kita berlandaskan Bhineka Tunggal Ika. Dalam sebuah Parpol tentu berkumpul kader dari berbagai suku, ini artinya kebhinekaan yang pancasilais dan berketuhanan Yang Maha Esa,” jelasnya.
Empat pilar kebangsaan harus tetap menjadi semangat kebersamaan sehingga ditengah perbedaan, termasuk kader PKB tidak membeda-bedakan suku, ras, agama dan antargolongan.
Untuk itu, sosialisasi rutin setiap tiga bulan terus digelorakan di Dapil Papua, termasuk Mimika.
Sosialisasi ini lanjut Peggy juga mengacu pada sejumlah kejadian intoleran di beberapa tempat, contohnya peristiw pada Pilkada DKI, ini terjadi karena adanya krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap Negara yang menghapus pendidikan pancasila di semua jenjang pendidikan.
“Ini yang mengakibatkan rakyat bangsa kita terkotak-kotak karena adanya gejolak Pilkada DKI,” sebutnya.
Dijelaskan pula, sosialisasi empat pilar ini juga sebagai indikator menekan keributan, kerusuhan, dari ketidaktahuan warga masyarakat yang selama ini bertindak di luar semangat kebangsaan.
“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua juga lupa bahwa moral bangsa ini ternoda dengan momen demokrasi Pilkada diberbagai wilayah nusantara.
Pemerintah hanya giat membangun infrastuktur, kesehatan, tanpa memikirkan pendidikan karakter kebangsaan, sehingga kemelut terus dihadapi,” tambahnya.
Menyikapi situasi yang terjadi, istri dari mantan Bupati Mimika, Absul Muis menambahkan, apapun organisasinya baik organisasi politik, sosial harus dilandasi semangat Pancasila.
Termasuk mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang telah dihapus di semua jenjang pendidikan harus dikembalikan agar peserta didik memahamani baik makna empat pilar kebangsaan.
“Kiblat PKB adalah merakyat dari kalangan paling bawah, PKB berpihak dan selalu memperhatikan rakyat,” tukasnya. (san)