TIMIKA,TimeX
SMA Negeri 4 yang terletak di Jalan Caritas SP 5, merupakan salah satu sekolah yang diminati, karena berbeda dengan sekolah-sekolah negeri lainnya.

Oktovianus Faroka
BACA JUGA : Guru Honorer SMK N 1 Mimika Tetap Terima Honor
BACA JUGA : Penerimaan Murid Baru, SMK Negeri 1 Prioritas Anak Amungme Kamoro
BACA JUGA : Guru SMK Hermon Terima Bantuan Sembako
BACA JUGA : Penerimaan Murid Baru Bisa Online-Offline, Sekolah Negeri Gratis Pendaftaran
Salah satu daya tarik atau keunggulan khusus di sekolah ini adalah mampu mendidik lulusannya dengan kemampuan mengajar melalui mata pelajaran Ilmu Keguruan dan Pendidikan.
“SMA Negeri 4 plus KPG, jadi ada ilmu keguruan dan pendidikan,” ungkap Oktovianus Faroka, Kepala Sekolah SMA Negeri 4, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin(11/5.
Menurutnya, di Papua sekolah ini hanya ada di tiga wilayah yakni Nabire, Merauke dan Timika. Dengan maksud mempersiapkan lulusan yang miliki kompetensi keguruan dan pendidikan. Namun tidak harus mereka menjadi guru, namun dengan kemampuan itu dibekali untuk menjadi guru.
Oktovianus menyampaikan untuk mata pelajaran keguruan diberikan kepada siswa metode mengajar, teknik memberikan nilai, membuat RPP dan lainnya. Sementara mata pelajaran pendidikan, yakni psikologi yaitu psikologi anak dan psikologi perkembangan.
Sekolah yang didirikan untuk menjawab kebutuhan tenaga guru, sama dengan sekolah pendidikan guru (SPG) dulu, guna melayani sekolah di daerah terpencil.
Dan SMA 4 KPG didirikanpun turut menjawab hal tersebut.
“SPG ditutup, sementara kami di Papua ini masih membutuhkan tenaga guru,” katanya.
Lanjutnya, dengan ditutupnya SPG maka dari provinsi mencoba membuka sekolah seperti ini di tengah diberlakukannya Otsus Papua yakni mencerdaskan anak Papua hingga ke pelosok.
“Lulusan sekolah ini selain dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, bisa dipresentasikan di lingkungannya. Seperti jika tidak menjadi guru dapat mengajar di sekolah-sekolah kecil, seandainya mereka bertugas di sana,” tuturnya.
Sehingga keunggulan sekolah ini ketika tamat punya kompetensi untuk menjadi guru. Dan tidak membatasi juga masuk di perguruan tinggi yang bukan guru, misalnya hukum ilmu sosial, dokter dan TNI maupun Polri.
Anak-anak ini yang lulus punya kemampuan lebih, dan kemampuan ini juga akan dipakai jika dalam keluarga, bisa mendidik anak mereka. Berbeda dengan muatan lokal lainnya seperti seni dan prakarya. Ada tetapi kadang tidak dipakai, tapi guru pasti dipakai.
“Kalau jadi TNI atau Polri bisa mengajar juga,” tambahnya.
KPG yang dibuat di SMA 4 ini punya nilai tambah yang bisa dipakai dan bermanfaat. Sehingga untuk tahun ajaran 2020/2021, sekolah ini kembali menerima 160 siswa yang akan menempati 4 kelas atau ruangan.
“Pendaftaran mulai 11 Mei sampai 30 Juni. Kami sudah terima juga dengan pendaftaran, persiapan-persiapan lain akan menyusul dan gratis,” ungkapnya.
Karena itu, ia mengajak para calon siswa untuk melakukan pendaftaran dan mengambil formulir. Nantinya sistem penerimaan berbasis online dan manual.
“Masyarakat harus tahu bahwa masuk sekolah ini tidak harus jadi guru, tapi hanya membekali peserta didik untuk punya kemampuan agar bisa menjadi guru bagi masyarakat juga di mana saja,” tambahnya.
Lanjutnya, ada pula mulok dan skill lainnya yang dimiliki oleh sekolah lain seperti HIV-Aids, seni tari dan lainnya.
“Tapi yang tidak dimiliki sekolah lain adalah KPG ini, dan yang tamat punya kemampuan itu. Untuk tenaga guru cukup dan untuk keguruan tersendiri yakni guru psikologi dan guru yang mengajar adalah di PGSD S1, juga ada tenaga kontrak dari provinsi 4 orang,” imbuhnya. (a32)