
TIMIKA, TimeX
Ribuan umat kristiani dari berbagai denominasi gereja di Kabupaten Mimika, Minggu (5/2) kemarin menggelar ibadah perayaan sekaligus peringatan hari Pekabaran Injil (PI) ke-162.
Bahwa pelaksanaan ibadah perayaan PI pada 5 Februari kemarin diselenggarakan di setiap rayon jemaat gereja karena bertepatan dengan ibadah hari Minggu.
Setiap jemaat gereja sebgaaimana pantauan Timika eXpress di beberapa denominasi gereja kristen melakukan perayaan pekabaran injil secara sederhana dan khidmat melalui ibadah syukur.
Sebagaimana perayaan HUT PI di GKI Syalom Amungsa mengusung tema, “Oleh Injil Kamu Diselamatkan, Asal Kamu Teguh Berpegang Pada-Nya (1 Kor,15:20a).
Sedangkan sub tema, “Melalui HUT Ke-162 Tahun PI, GKI di Tanah Papua Mengevaluasi dan Meningkatkan PI yang Holistik Sebagai Wujud Gereja yang Dewasa, Mandiri dan Misioner.
Pesan religi yang disampaikan oleh Pdt. Imelda Gifelem, S.Th saat memimpin ibadah Minggu di GKI Syalom Amungsa adalah, sebagai orang kristiani yang percaya, tentunya harus berpegang teguh dalam memberitakan injil Yesus Kristus,”ujarnya
Selain itu, umat kristiani diajak untuk melakukan perbuatan baik terhadap sesama, sebagai wujud toleransi hidup umat beragama dengan iman yang nyata, seperti pesan Yakobus (2:20-22 ).
Peristiwa PI pada 5 Febrauri 1855, jelas Pendeta Brury, bagi umat Kristiani di tanah Papua sangat bersejarah, mengenang kisah perjalanan penginjil kebangsaan Jerman Ottow dan Geisseler mewartakan Injil di Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
“Sejarah PI dimotori penginjil Ottow dan Geisseler telah mengajarkan dan mengenalkan masyarakat Papua untuk mengenal Injil sebagai pedoman dalam setiap napas kehidupan,” ujarnya.
Sementara itu, ibadah perayaan PI di GKI Ebenhaezer menekankan inti dari semangat pekabaran injil bukan sekedar pemberitaan, tetapi perbuatan baik.
Dengan HUT Ke-162 PI di tanah Papua gereja dapat melakukan evaluasi diri, gereja dapat mandiri, mau misioner, untuk melakukan pekabaran injil secara menyeluruh di tengah-tengah dunia.
Selain itu, disebutkan bahwa injil di tanah Papua harus tetap disebar dan diberitakan, sampai Tuhan Yesus datang kembali untuk kedua kalianya.
Bukan hanya sekedar memberitakan firman Tuhan tetapi bagaimana kita berbuat dalam iman.
“Semua orang dapat berbuat baik, orang yang tidak mengenal Yesus juga bisa berbuat baik, tapi perbutan orang kristen harus dibarengi dengan cerminan karakter Allah itu sendiri,”jelasnya.
Perbuatan baik tidak seharusnya dilaksanakan dengan melihat situasi dan kondisi, baik itu dalam keadaan bahagia, senang, sedih maupun susah.
“Orang yang melakukan perbuatan baik karena iman, iman yang sempurna harus memiliki karakter, yaitu kasih Allah,” tandasnya. (nur)