• Latest
  • Trending
  • All
  • News
  • Business
  • Politics
  • Science
  • World
  • Lifestyle
  • Tech
TIMIKA, TimeX Dalam rangka menyelamatkan status tanah adat milik masyarakat hak ulayat Suku Amungme dan Kamoro di masa mendatang sesuai perkembangan zaman dan situasi global yang terjadi

Uskup Timika: ‘Gerakan Tungku Api’ Selamatkan Tanah Adat

4 Maret 2017
Dugaan Kelalaian Prosedur Medis  Pihak RS Sudah Komunikasi dengan Keluarga Korban

Dugaan Kelalaian Prosedur Medis Pihak RS Sudah Komunikasi dengan Keluarga Korban

9 Desember 2021
Destinasi Wisata Pohon Jomblo Ramai Dikunjungi Warga

Destinasi Wisata Pohon Jomblo Ramai Dikunjungi Warga

21 Oktober 2020
Minta Sumbangan Berkedok Yayasan Dianggap Ilegal

Minta Sumbangan Berkedok Yayasan Dianggap Ilegal

21 Oktober 2020
Kepala Imigrasi Bahas PORA di Distrik Wania

Kepala Imigrasi Bahas PORA di Distrik Wania

21 Oktober 2020
Jalan Kartini Ujung Tembus Busiri Ditimbun

Jalan Kartini Ujung Tembus Busiri Ditimbun

21 Oktober 2020
Pengerjaan Jalan Selamat Datang-Keuskupan Mencapai 80 Persen

Pengerjaan Jalan Selamat Datang-Keuskupan Mencapai 80 Persen

21 Oktober 2020
2173 Petani Gunakan Pupuk Subsidi

2173 Petani Gunakan Pupuk Subsidi

21 Oktober 2020
Pemerintah diminta hanya boleh mengawasi legalitas surat rapid tes, tetapi tidak boleh memonopoli pemeriksaan rapid tes untuk pelaku perjalanan.

Pemerintah Tidak Boleh Monopoli Pemeriksaan Rapid Tes

20 Oktober 2020
Rekruitmen Jajaran Komisaris PT MAS Harus Bebas KKN

Rekruitmen Jajaran Komisaris PT MAS Harus Bebas KKN

20 Oktober 2020
Melihat adanya potensi wisata menarik, di Kampung Kekwa, Distrik Mimika Tengah, Yayasan Somatua, bersama masyarakat mulai membangun 18 home stay, yang nantinya digunakan sebagai tempat istirahat bagi wisatawan.

Yayasan Somatua dan Warga Bangun 18 Home Stay di Kekwa

20 Oktober 2020

Pandemi, Sebanyak 3.228 Karyawan Dirumahkan

20 Oktober 2020
RAT Koperasi Ditiadakan Selama Covid-19

RAT Koperasi Ditiadakan Selama Covid-19

20 Oktober 2020
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News
Sabtu, Mei 28, 2022
  • Login
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News
Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
Timika eXpress
No Result
View All Result
Home Berita Mimika

Uskup Timika: ‘Gerakan Tungku Api’ Selamatkan Tanah Adat

by TimeX Red
4 Maret 2017
in Berita Mimika
0
TIMIKA, TimeX Dalam rangka menyelamatkan status tanah adat milik masyarakat hak ulayat Suku Amungme dan Kamoro di masa mendatang sesuai perkembangan zaman dan situasi global yang terjadi

FOTO BERSAMA: Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil, Pr berfoto bersama kelompok masyarakat usai gelar sosialisasi Gerakan Tungku Api di Aula Bobaigo Keuskupan Timika, Jumat Kemarin.

TIMIKA, TimeX Dalam rangka menyelamatkan status tanah adat milik masyarakat hak ulayat Suku Amungme dan Kamoro di masa mendatang sesuai perkembangan zaman dan situasi global yang terjadi
FOTO BERSAMA: Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil, Pr berfoto bersama kelompok masyarakat usai gelar sosialisasi Gerakan Tungku Api di Aula Bobaigo Keuskupan Timika, Jumat Kemarin.

“Ini yang kita khawatirkan dalam waktu 10-20 tahun ke depan masyarakat pribumi tidak lagi terlihat karena ditutupi oleh pendatang yang mengetahui ada tungku api, artinya ada peluang dan kesempatan mencari nafkah disini. “Jangan sampai kita masyarakat asli terpinggirkan, harus di dekat tungku api agar tidak lapar dan mati”

TIMIKA, TimeX

Dalam rangka menyelamatkan status tanah adat milik masyarakat hak ulayat Suku Amungme dan Kamoro di masa mendatang sesuai perkembangan zaman dan situasi global yang terjadi, Keuskupan Timika menggelar sosialisasi bertajuk ‘Gerakan Tungku Api’.

Sosialisasi yang dilangusngkan di Aula Bobaigo Keuskupan Timika, Jumat  (3/3) guna menyelamatkan tanah adat masyarakat asli demi kelangusngan hidup dan masa depan anak cucu.

Kegiatan sosialisasi selama tiga hari, hingga Minggu (5/3) akan diikuti langsung oleh Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil, Pr yang juga sebagai pemateri.

Pada sosialisasi hari pertama, Jumat kemarin, pesertanya adalah masyarakat adat setempat. Dan pelaksanannya Sabtu (4/3) hari ini menghadirkan pihak lembaga adat.

Sedangkan hari terakhir melibatkan semua peserta sejak sosialisasi hari pertama.

Pada sosialisasi  hari pertama, Uskup Saklil kepada para lurah, kepala-kepala kampung,RT, tokoh adat, pemuda, gereja dan tokoh perempuan, memaparkan tentang konsep perlindungan terhadap dusun dan tanah adat dengan gerakan tungku api.

Uskup Saklil menegaskan saat ini umat Katolik di sleuruh dunia termasuk di Timika berada pada masa prapaskah yang mengetengahkan 2 hal utama, yaitu tentang hidup keluarga sejahtera dan berbicara tentang dusun.

Kata Uskup, alam Papua ini sangat kaya akan potensinya, maka memaknai tentang tanah dan dusun harus jadi pokok renungan masyarakat adat pemilik hak ulayat.

“Hal ini pun jadi konsen keuskupan dalam permenungan dengan memakai istilah ‘Tungu Api’, sebab kalau bicara dusun tanah itu semua ada hubungannya dengan tungku api. Kenapa Tungku Api, karena itu tempat yang membuat kita bisa makan untuk hidup.

Tungku Api ini juga melambangkan kebersamaan, dimana kita duduk keliling untuk bicara membangun kebersamaan sebagai suatu keluarga dan masyarakat,” jelasnya.

Lanjut Uskup Saklil, tungku api ini pun bisa menyala kalau ada  sesuatu yang kita masak atau olah,” sebutnya mengibaratkan semuanya itu datang dari dusun seperti mengolah sagu, ubi.

“Inilah masalah yang sedang kita hadapi, dan dikhawatirkan menjadi ancaman di Papua, khususnya di tanah Amungsa bumi Kamoro,” tegasnya.

Dari pandangan gerejawi, menurut Uskup Saklil kalau pemilik ulayat setempat tidak jaga baik tanah dan dusunnya, maka tungku api tidak lagi menyala.

“Situasi ini sadar atau tidak sedang terjadi. Mari kita selamatkan   sebelum nanti mau makan kita harus pergi cari ke tempat lain. Dan, kalau mau olah kita punya makanan sudah tidak ada tempat. Tempatnya yang punya hanya pegawai karena memiliki gaji. Tetapi tidak semua masyarakat pribumi punya gaji, ini yang nanti ambil di dusun.

Kalau ada tanah, tanamlah ubi singkong yang bias dimakan, juga sagu yang adalah makanan pokok harus diperbaharui terus. Inilah hal yang mau kita diskusikan,” jelasnya.

Pesan moral ini disampaikan Uskup Saklil agar masyarakat pemilik ulayat setempat bisa melihat jauh ke depan apa yang harus dibuat, agar tidak terjebak diatas tanahnya sendiri.

Penegasan Uskup saklil juga mengantisipasi masuknya pendatang dari luar Ppaua yang semakin tidak terkendali dan terus bertambah.

“Ini yang kita khawatirkan dalam waktu 10-20 tahun ke depan masyarakat pribumi tidak lagi terlihat karena ditutupi oleh pendatang yang mengetahui ada tungku api, artinya ada peluang dan kesempatan mencari nafkah disini. “Jangan sampai kita masyarakat asli terpinggirkan, harus di dekat tungku api agar tidak lapar dan mati,” tegasnya lagi. (a24)

Tags: Selamatkan Tanah AdatUskup Timika: ‘Gerakan Tungku Api’
TimeX Red

TimeX Red

Timika eXpress

Copyright © 2020 Timikaexpress.com

  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Ikuti Kami

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News

Copyright © 2020 Timikaexpress.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In