TIMIKA,TimeX
Musibah banjir belakangan ini banyak dirasakan warga sebagai akibat sungai meluap. Salah satunya di jalan Trans Nabire, kali pindah-pindah.

TINJAU-Johannes Rettob, Wakil Bupati Mimika, saat meninjau kondisi banjir di Trans Nabire.
BACA JUGA : Vabian Magal: Pembangunan Pabrik Sagu Telan Rp25 Miliar
Guna melihat dari dekat kondisi warga, Johannes Rettob, Wakil Bupati Mimika meninjau lokasi Senin (27/6).
Di hadapan Wabup, masyarakat meminta agar Pemda bertanggung jawab atas kondisi ini.
“Kami minta Bupati, Wakil saya sampaikan atas nama masyarakat di sini untuk membantu. Selain itu juga, membantu menarik alat berat mereka yang ada di tengah tengah kali agar di tarik ke tempat yang aman,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Wabup menyampaikan ini merupakan peristiwa alam namun tetap bersama pemerintah daerah mencari solusi untuk menjawab permintaan masyarakat.
Wabup juga mengatakan, sejak minggu lalu saat kejadian di PT PAL 1 sudah berkoordinasi dengan Satker.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Satker bahkan sudah rapat bersama sama dengan Wamen PUPR Minggu lalu bersama Kasatker terkait dengan jalan di atas seperti apa. Kita juga sudah mulai pendataan apa yang harus dilakukan,” kata Wabup.
Lanjutnya, efek banjir tahun ini ternyata berbeda dengan kesimpulan yang dilakukan di tahun yang lalu. Artinya yang direncanakan oleh PUPR dan Satker berbeda dengan kenyataan di lapangan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah akan berdiskusi lebih dulu terkait teknisnya, mengingat jakan tersebut merupakan jalan nasional namun masyarakat meruoakan tanggungjawab pemerintah daerah.
Lanjut Wabup, banjir ini disebabkan di hulu tidak apa resapan air sehingga terjadi banjir dan muara muara terjadi pendangkalan pendangkalan. Selain itu diduga karena penebangan pohon di mana-mana.
Kondisi ini juga menyebabkan beberapa tempat seperti Miyoko, Iwaka, Aikawapuka tergenang dan tengelam.
Wabup juga menjelaskan ada pemikiran agar dialihkan aliran sungai ini. Apakah ini jadi solusi juga ini akan dilihat nanti. Karena aliran air ini akan dialihkan sehingga bisa dibangun kembali akses jalan yang putus ini.
Sementara itu Kadistrik Iwaka Wems Mitoro yang juga mendampingi Wabup menyampaikan akibat luapan sungai mayat ini, kampung Ikawapuka dan Iwaka, air sudah sampai dada orang dewasa.
“Kemarin air sampe dada orang dewasa tapi Namun sudah mulai surut. Dan beberapa lokasi seperti Iwaka, Wania dan Kokonao juga terdampak banjir dari kali mati tersebut,” katanya.
Wabup mengatakan saat ini dampak ini berat karena masyarakat yang di atas tidak bisa turun dan terisolir.
“Yang kami pikir dampak terhadap bahan makanan dan bahan pokok untuk mereka. Pemda melihat seperti apa, nanti kami diskusikan bersama instansi terkait baik BPBD,” katanya.
Untuk Logistik bantuan saat ini belum karena ini baru kejadian. Karenanya dirinya menghimbau kepada masyarakat mengingat banyak jalan yang amblas agar tidak melakukan penebangan.
“Tolong tidak melakukan penebangan segala macam dalam situasi seperti ini, karena kita sudah lihat dampak dari pada penggundulan hutan seperti ini jadi masyarakat tolong betaktifitas. Saya juga minta pemerintah setempat baik di distrik juga kampung intuk terus mengontrol dan melihat jangan sampai ada kegiatan kegiatan seperti itu. Harap masyatakat lebih berhati hati di dalam melaksanakan semua kegiatan karena bencana alam dan longsor jalan akan senantiasa terjadi kalau kita tidak cepat menyikapi atau hujan cepat akan tambah turun dan tidak bisa di batasai,” katanya.
Sementara Yosias Lossu yang di temui di sentra pemerintahan mengaku untuk menjawab kondisi masyarakat di PT.PALyang terisolir ini tergantung dana.
“Karena untuk angkut bama dan logistik pake apa, tidak mungkin kita pikul karena jauh,” kata Yosias.
Lanjutnya, masyarakat di lokasi tersebut memilih bertahan dan tudak mau keluar.
Dan pihaknya juga belum tembus ke sana, karena hampir 400 meter akses jalan uang putus di sana.
Kalau mau turun kita pasang tali dulu untuk pengamanan agar safety.Sementara data korban jiwa dan harta benda belum ada.
Tidak hanya di kalipindah pindah yang amblas tapi juga di kali kliyura terjadi patahan.
Penulis : Elsina
Edotor : Linda