
TIMIKA,TimeX
Kunjungan Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya bersama perwakilan dari sejumlah kementerian Pusat Jakarta ke Timika, Jumat (26/8) diharapkan dapat perubahan yang lebih baik, khususnya bagi warga di Kwamki Narama.
Setelah ikrar damai melalui prosesi adat, Selasa (23/8) lalu, harapan perubahan pun didambakan warga masyarakat Kwamki Narama saat bertemu langsung dengan Lenis Kogoya, dari sekian kali kunjungannya ke Timika.
Saat mengunjungi tiga lokasi warga yang terlibat konflik, termasuk warga yang masih bertahan di lokasi pengungsian di Gereja GIDI Jemaat Getsemani, Jumat kemarin, Lenis menerima 13 aspirasi dari warga kubu bawah, kubu atas dan korban pengungsian.
13 aspirasi warga, diantaranya meminta dibangunkan pos keamanan di lokasi penyerangan Kampung Tunas Matoa, Iliale.
Warga meminta segera dibangun rumah-rumah yang dibakar pasca aksi penyerangan 25 Juli lalu.
Selain itu, warga meminta dibuatkan penataan wilayah pemukiman yang lebih bagus dan rapih seperti wilayah lainnya, serta pembangunan sarana pendidikan dan sarana kesehatan.
Tidak hanya itu, warga juga minta dibukanya transmigrasi lokal, termasuk akses perbankan di wilayah setempat agar mempermudah warga dalam transaksi keuangan.
Bahkan, Polsubsektor Kwamki Narama diminta ditingkatkan jadi Polsek Kwamki Narama.
Termasuk Pos Koramil pembantu juga dinaikan status jadi Koramil Kwamki Narama.
Warga juga minta didirikan Kompi Brimob sekaligus meminta diaktifkannya kembali trayek angkutan Kwamki Narama.
Menyusul adanya aspirasi agar pemerintah membangun pemukiman satu marga dan juga perlunya pos keamanan di check point 1 hingga Kelurahan Karang Senang,SP3.
Aspirasi tuntutan warga Kwamki Narama itu kemudian dirapatkan bersama di DPRD Mimika hingga Jumat tadi malam.
Rapat waktu itu dipimpin langsung Ketua DPRD Mimika Elminus B. Mom dan didampingi langsung Staf Khusus Presiden RI, Lenis Kogoya dan juga Sekda Mimika Ausilius You, S.Pd,MM dan Asisten I Setda Mimika Cristian Karubaba.
Rapat yang dilangsungkan di Ruang Rapat Pleno, Jumat kemarin juga dihadiri
Staf Kementrian Sosial Prof. DR. Sahabuddin, perwakilan Bappenas Wariki Sutikno, dari Kemendagri Nasirin Aziz, Kementerian Desa & Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Mohammad Yani.
Lainnya, utusan BAIS Letkol Chb. Qurban Yansa, Direktur Keamanan Negara Baintelkam Mabes Polri Brigjen Pol Joko Mulyono.
Hadir pula perwakilan managamen PTFI Silas Natkime dan juga Titus Natkime.
Hadir pula Ketua II MRP Engelberta Kotorok, Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso, perwakilan Dansat TNI di Timika, dan juga diikuti anggota DPRD lainnya termasuk tokoh masyarakat.
Dari aspirasi tuntutan masyarakat itu, kata Lenis Kogoya pada pertemuan tadi malam, bahwa hasil pertemuan ini akan dirapatkan lagi dengan kementerian terkait sebelum direkomendasikan langsung kepada Presiden Joko Widodo.
“Karena Presiden punya perhatian khusus untuk membangun Papua, maka semua data ini harus jelas. Jadi kami minta Pemda Mimika tolong data kembali rumah-rumah warga yang jadi korban. Intinya semua untuk pembangunan yang lebih baik,” tegasnya.
Bawasannya, sebelum mengunjungi warga Kwamki Lama guna penyelesaian konflik di Kwamki Narama, pihaknya telah menggelar rapat terlebih dahulu dengan staff ahli dari Kementrian Dalam Negeri dan Kapolri.
“Akibat konflik kami bersepakat untuk bangun kembali materil warga yang jadi korban sebagaimana kesiapan Kementrian PU siap membangun rumah warga yang dibakar. Termasuk Kementerian Sosial juga siap membantu warga korban konflik,”ungkapnya.
Dengan dukungan Pemerintah Pusat, Kogoya berharap warga menyudahi konflik sehingga tidak menghambat pembangunan agar Distrik Kwamki Narama tidak jadi wilayah yang tertinggal dari daerah lain.
“Saya mau kedepannya Kwamki Narama menjadi tempat yang ramai dan aman, sehingga orang tidak lagi takut untuk beraktivitas bahkan berinvestasi,” ujarnya lagi.
Saat itu juga, Kogoya menyoroti Pemda Mimika karena dinilai lamban dalam penanganan konflik dan korban dari konflik sosial yang terjadi.
Melihat langsung masyarakatnya di lokasi pengungsian, Lenis Kogoya sempat menangis haru.
Sehingga diharapkan, untuk program jangka pendek penanganan warga di pengungsian, Pemda Mimika harus lebih pro aktif.
“Saya mau data valid korban yang rumahnya dibakar, dirusak, termasuk kendaraan bermotor semuanya harus didata sehingga jelas,” tegasnya.
Dari Timika, lanjut Kogoya, hari ini, bersama rombongan akan bertolak ke Sentani-Jayapura untuk mengunjungi korban pengungsian dari Timika pascakonflik di Kwamki Narama.
Sementara itu, Sekda Mimika Ausilius You mengatakan, dengan sudah dilakukan perdamaian, kini aspirasi warga yang bisa diatasi pemerintah daerah akan diusahakan pada APBD Perubahan 2016.
“Untuk jangka pendeknya, kami akan bangunkan rumah-rumah warga korban aksi penyerangan di Iliale secepatnya. Termasuk pos keamanan dan kebutuhan masyarakat di lokasi pengungsian,” jelasnya.
Sementara Ketua DPRD Mimika, Elminus B Mom hanya menyampikan terima kasih kepada Lenis Koggoya dan perwakilan dari kementerian yang sudah mau melihat dan mendengar keluhan masyarakatnya.
“Kami harap aspirasi masyarakat yang merindukan pembangunan mendapat jawaban mulus dari Presiden. Saya yakin mereka sudah sadar dan pahami bahwa kalau bertikai maka kerugian yang dialami,” tukas Elminus berharap aspirasi masyarakatnya dijawab Presiden Joko Widodo.
Untuk diketahui, setibanya di Bandara Mozes Kilangain dengan penerbangan Sriwijaya, rombongan Lenis Kogoya langsung menuju Rimba Papua Hotel setelahnya mengunjungi sekaligus mendengar keluhan dan aspirasi warga korban konflik, khususnya warga Ileale dari klen marga Kogoya.
Waktu itu, Kogoya mengapresiasi sikap “dingin” warga Ileale yang tidak menuntut balas dendam dari konflik antara kubu bawah Atimus Komangal dengan Hosea Ongomang kubu atas.
Kepala Suku Ileale, Markus Kogoya kepada Lenis Kogoya waktu itu mengaku pihaknya tidak menyimpan dendam, karena kalau balas dendam, maka hanya menyisakan sengsara bagi banyak orang.
“Yang kami sesalkan, Pemda Mimika lamban dalam menangani konflik. Termasuk aspirasi kami sejak pecah konflik 25 Juli lalu belum terjawab, ini mengenai kepastian ganti rugi rumah dan harta benda yang hangus terbakar.
Dengan hadirnya Lenis Kogoya dan perwakilan kementerian, Markus berharap secepatnya rumah warga korban penyerangan segera dibangun,” tukasnya. (a15/a9/a14)